Saham Delta Air Lines (NYSE: DAL) menunjukkan indikasi kuat untuk mencapai level tertinggi baru, didorong oleh kinerja keuangan kuartal ketiga tahun 2025 yang impresif, strategi fokus pada segmen premium, dan proyeksi pertumbuhan yang optimis dari para analis. Prospek positif ini muncul di tengah upaya maskapai untuk terus memperkuat posisi kepemimpinannya di industri penerbangan global.
Pada hari Senin, 13 Oktober 2025, saham Delta Air Lines ditutup pada level $58.69. Kenaikan ini sebagian besar dipicu oleh sentimen pasar yang positif menyusul laporan pendapatan kuartal ketiga 2025 yang melampaui ekspektasi analis, serta peningkatan target harga dari beberapa firma pialang terkemuka. Maskapai yang berbasis di Atlanta, Georgia ini berhasil menunjukkan ketahanan dan kemampuan untuk beradaptasi dengan dinamika pasar yang terus berubah.
Delta Air Lines melaporkan hasil keuangan Kuartal III 2025 yang kuat, dengan laba per saham (EPS) dan pendapatan yang melampaui perkiraan para analis. Pendapatan disesuaikan mencapai rekor $15.2 miliar, sedikit di atas perkiraan $15.04 miliar, sementara laba per saham dilusian disesuaikan mencapai $1.71, mengungguli ekspektasi sebesar 11.76%. Kinerja ini mencerminkan keberhasilan strategi perusahaan dalam mengelola operasional dan menarik kembali penumpang pasca-pandemi.
Beberapa firma riset, termasuk Jefferies, TD Cowen, dan UBS, telah meningkatkan target harga mereka untuk saham Delta. Jefferies Financial Group, misalnya, menaikkan target harga saham Delta Air Lines dari $70.00 menjadi $74.00, mempertahankan peringkat ‘Beli’. Sementara itu, TD Cowen juga meningkatkan target harga saham maskapai ini dari $66.00 menjadi $72.00, sambil tetap merekomendasikan peringkat ‘Beli’. Rata-rata target harga konsensus dari analis yang disurvei oleh FactSet adalah $72.39, menunjukkan potensi kenaikan yang signifikan dari harga saat ini.
Strategi Delta untuk berinvestasi pada segmen premium menjadi salah satu pendorong utama. Perusahaan telah memperluas lounge, merenovasi pesawat untuk menyertakan lebih banyak kursi Delta Comfort, dan secara khusus menargetkan pelancong kelas atas yang bersedia membayar lebih untuk kenyamanan. “Pesawat baru memiliki kecenderungan premium yang lebih tinggi, sementara Delta juga meretrofit pesawat yang ada tahun ini untuk menggabungkan lebih banyak kursi Delta Comfort,” demikian diungkapkan oleh seorang analis seperti dilansir TipRanks.com, yang juga menambahkan bahwa Delta akan mendapatkan keuntungan dari investasi bandara transformasionalnya, penyederhanaan armada, dan pemanfaatan teknologi untuk mendorong efisiensi tenaga kerja dan pemasok.
Fokus pada pelancong premium ini terbukti menguntungkan. Di sektor perjalanan korporat, meskipun volume masih sekitar 70-an persen dari level tahun 2019, “ada potensi pemulihan lebih lanjut,” kata Fitzgerald, seorang analis, seperti dikutip dari TipRanks.com. Data menunjukkan bahwa segmen premium, korporat, dan loyalitas yang menghasilkan margin tinggi berkontribusi signifikan terhadap hasil keuangan yang kuat. Hauenstein, dalam laporannya kepada Live and Let’s Fly, memperkirakan bahwa 30-40% dari pendapatan premium berasal dari akun korporat, dengan sisanya berasal dari perjalanan rekreasi berpenghasilan tinggi, bahkan dalam beberapa kasus, “rekreasi pribadi lebih tinggi daripada korporat saat ini.” Fleksibilitas ini memungkinkan Delta untuk mengelola hasil tanpa terlalu bergantung pada satu jenis pelanggan.
Perusahaan juga meningkatkan panduan arus kas bebas 2025 menjadi $3.5 hingga $4.0 miliar, didukung oleh kinerja kabin utama domestik yang kuat dan penawaran premium. Arus kas yang kuat ini akan mendukung pengurangan utang berkelanjutan dan pembayaran dividen, yang semakin menarik bagi investor pendapatan. Delta bahkan diharapkan untuk meningkatkan dividennya secara kuat, yang dapat menjadi daya tarik tambahan bagi investor.
Selain itu, Delta juga akan mendapatkan keuntungan dari inisiatif yang digariskan pada hari investornya dan dari investasi dalam pengalaman pelanggan, efisiensi operasional, dan modernisasi armada pada tahun 2026 dan seterusnya. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meningkatkan pengalaman penumpang sekaligus mengoptimalkan biaya operasional, menciptakan model bisnis yang lebih ramping dan efisien.
Namun, terdapat beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan. Pada 12 Oktober 2025, Delta dan Aeroméxico mengajukan gugatan terhadap pemerintah AS yang menentang perintah untuk membubarkan kemitraan usaha patungan mereka. Keputusan ini dapat mempengaruhi strategi dan operasional kedua maskapai jika kemitraan tersebut benar-benar diakhiri. Selain itu, volatilitas pasar masih ada karena hambatan ekonomi makro yang lebih luas, seperti risiko tarif dan peristiwa geopolitik, yang dapat memengaruhi industri penerbangan secara keseluruhan. Baru-baru ini, beberapa pelanggan juga melaporkan masalah terkait penegakan ketat Delta terhadap cetakan kecil tiket, yang menyebabkan beberapa orang terdampar di luar negeri, berpotensi memengaruhi citra merek.
Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa tantangan yang membayangi, Delta Air Lines tampaknya berada di jalur yang tepat untuk pertumbuhan berkelanjutan. Dengan fokus pada segmen premium, manajemen operasional yang efisien, dan komitmen terhadap pengembalian nilai kepada pemegang saham, maskapai ini diposisikan untuk mencapai dan bahkan melampaui puncak sebelumnya di pasar saham. Investor akan terus memantau perkembangan terkait gugatan hukum dan kondisi ekonomi makro global, namun prospek jangka pendek dan menengah untuk saham DAL tetap cerah.
