Pembangunan ketahanan pangan telah diakui sebagai salah satu strategi paling fundamental dan efektif dalam mengentaskan kemiskinan, khususnya di wilayah pedesaan Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia secara aktif mengimplementasikan berbagai kebijakan dan program komprehensif untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup, aman, dan bergizi bagi seluruh lapisan masyarakat. Upaya ini bertujuan ganda, yakni meningkatkan kualitas hidup rakyat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ketika setiap rumah tangga memiliki akses stabil terhadap makanan, produktivitas, kesehatan, dan kesejahteraan ekonomi mereka secara keseluruhan dapat meningkat secara signifikan, memutus siklus kemiskinan yang kerap menjerat.
Hubungan erat antara ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan terwujud dalam beberapa aspek krusial. Pertama, peningkatan pendapatan petani menjadi dampak langsung dari praktik pertanian yang efisien dan berkelanjutan, memungkinkan mereka mendapatkan hasil panen yang lebih baik dan harga yang adil. Pendapatan yang lebih tinggi ini secara langsung berkontribusi pada pengurangan angka kemiskinan di kalangan petani dan keluarga mereka. Kedua, masyarakat yang kebutuhan pangannya tercukupi cenderung memiliki tingkat kesehatan dan energi yang superior, meningkatkan kapasitas mereka untuk bekerja dan berkontribusi secara produktif terhadap perekonomian.
Selain itu, diversifikasi ekonomi juga menjadi hasil positif dari ketahanan pangan. Kondisi ini mendorong pengembangan industri-industri terkait pertanian, seperti pengolahan dan distribusi pangan, yang pada gilirannya menciptakan lapangan kerja baru dan membuka peluang ekonomi di luar sektor pertanian primer. Stabilitas harga dan pasokan pangan juga krusial, melindungi keluarga miskin dari fluktuasi harga yang dapat mengikis daya beli dan memaksa mereka mengurangi konsumsi makanan. Bagi rumah tangga berpenghasilan rendah, sebagian besar pendapatan seringkali dihabiskan untuk membeli makanan. Oleh karena itu, pangan yang lebih terjangkau memungkinkan mereka mengalihkan dana tersebut ke sektor lain yang vital seperti pendidikan, kesehatan, atau investasi kecil untuk masa depan.
Indonesia, sebagai negara berkembang, masih menghadapi tantangan serius terkait malnutrisi. Nurmasari Widyastuti, S.Gz., M.Si Med, seorang ahli gizi seperti dilansir SuaraBaru.id, menjelaskan, \
