Pekan ini, para pengamat langit di seluruh dunia bersiap untuk menyaksikan salah satu fenomena langit paling menakjubkan tahun ini: puncak hujan meteor Orionid. Kondisi pengamatan diprediksi sangat ideal berkat fase bulan baru yang jatuh pada Senin, 21 Oktober 2025, yang menjamin langit malam yang gelap gulita tanpa interferensi cahaya bulan. Peristiwa kosmik ini menawarkan kesempatan langka bagi para pencinta astronomi dan masyarakat umum untuk mengamati ‘bintang jatuh’ yang mempesona di langit.
Hujan meteor Orionid adalah peristiwa tahunan yang terjadi ketika Bumi melintasi jejak puing-puing yang ditinggalkan oleh Komet Halley yang terkenal. Saat partikel-partikel kecil dari komet ini memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi, mereka terbakar dan menciptakan garis-garis cahaya terang yang kita kenal sebagai meteor. Dinamai berdasarkan konstelasi Orion, tempat meteor-meteor ini tampak berasal, hujan meteor ini dikenal karena kecepatan dan kecerahannya yang luar biasa, seringkali menghasilkan bola api yang mencolok.
Menurut NASA, waktu terbaik untuk menyaksikan puncak Orionid adalah pada pukul 02.00 dini hari tanggal 21 Oktober. “Waktu terbaik untuk menyaksikan Orionid adalah pada pukul 02.00 dini hari tanggal 21 Oktober,” kata NASA, “sebagian berkat bulan baru yang bertepatan dengan hujan meteor ini.” Pernyataan ini menegaskan peran krusial bulan baru dalam menciptakan kondisi pengamatan yang optimal, di mana langit yang lebih gelap memungkinkan meteor yang lebih redup sekalipun untuk terlihat.
Untuk menikmati pemandangan terbaik, para ahli menyarankan untuk mencari lokasi yang jauh dari polusi cahaya kota. Area pedesaan, taman nasional, atau lokasi terpencil lainnya akan sangat membantu dalam memaksimalkan visibilitas. Setelah menemukan lokasi yang tepat, berikan mata Anda waktu sekitar 20 hingga 30 menit untuk beradaptasi dengan kegelapan. Tidak diperlukan peralatan khusus seperti teropong atau teleskop; pengamatan dengan mata telanjang adalah cara terbaik untuk menangkap meteor yang melintas di area langit yang luas.
Orionid secara teknis aktif dari akhir September hingga akhir November, namun puncaknya terjadi pada pertengahan Oktober. Pada puncaknya, dalam kondisi langit yang sangat gelap tanpa bulan, para pengamat dapat mengharapkan melihat antara 10 hingga 20 meteor per jam. Meskipun jumlah ini mungkin tidak sebanyak beberapa hujan meteor lain, kecepatan tinggi dan potensi bola api terang menjadikan Orionid sebagai pertunjukan yang sangat menarik. Meteor-meteor ini melesat ke atmosfer Bumi dengan kecepatan sekitar 66 kilometer per detik, menciptakan guratan cahaya putih yang cepat di langit.
Komet Halley, sumber dari hujan meteor Orionid, adalah komet periodik yang terakhir terlihat pada tahun 1986 dan diperkirakan akan kembali terlihat dari Bumi pada tahun 2061. Setiap tahun, Bumi melintasi jalur orbit Komet Halley, yang dipenuhi dengan sisa-sisa debu dan es yang ditinggalkan komet tersebut selama perjalanannya mengelilingi Matahari. Interaksi inilah yang menghasilkan fenomena hujan meteor Orionid yang kita saksikan.
“Jika Anda sedang berkemah saat itu dan terbangun lebih larut malam, hujan meteor ini patut disaksikan,” ujar Jonti Horner, seorang astronom dari University of Southern Queensland, seperti dilansir ABC News. “Bersantailah di bawah bintang-bintang dan nikmati apa yang Anda lihat.” Pesan ini menekankan pentingnya relaksasi dan kesabaran dalam mengamati hujan meteor, serta mengingatkan bahwa pengalaman itu sendiri adalah bagian dari keajaiban.
Meski prakiraan cuaca tetap menjadi faktor penentu, kesempatan untuk mengamati Orionid di bawah langit bulan baru yang sempurna adalah sesuatu yang tidak boleh dilewatkan. Fenomena ini tidak hanya menawarkan pemandangan visual yang indah tetapi juga pengingat akan keajaiban alam semesta dan koneksi Bumi dengan objek-objek kosmik yang jauh. Jadi, siapkan diri Anda untuk menyaksikan pertunjukan cahaya alami yang luar biasa ini di langit malam.
