MALUKU – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,9 mengguncang wilayah Maluku pada tahun 2025, memicu perhatian publik terhadap aktivitas seismik di kawasan tersebut. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa pemicu utama gempa ini adalah aktivitas deformasi lempeng di dalam Laut Banda. Peristiwa ini bukanlah yang pertama, mengingat Maluku berada di ‘Cincin Api Pasifik’ yang secara alami memiliki aktivitas tektonik lempeng yang sangat sering.
BMKG mencatat beberapa kejadian gempa dengan magnitudo serupa di Maluku sepanjang tahun 2025. Salah satunya adalah gempa berkekuatan magnitudo 5,8 (awalnya M 6,1) yang mengguncang Maluku Barat Daya pada 1 Oktober 2025. Gempa ini juga dipicu oleh deformasi di dalam lempeng Laut Banda dan dinyatakan tidak berpotensi tsunami, seperti dilansir oleh Tempo.co.
Kemudian, pada 15 Mei 2025, gempa berkekuatan magnitudo 5,9 juga mengguncang Maluku Barat Daya pada pagi hari. Pusat gempa ini terletak di laut pada kedalaman 515 kilometer dan juga tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Selanjutnya, gempa magnitudo 5,9 dilaporkan terjadi di lepas pantai Maluku Utara pada 3 April 2025, dan pada 19 Februari 2025, gempa dengan kekuatan serupa mengguncang Seram Bagian Timur, Maluku.
Penyebab umum gempa bumi di wilayah Maluku sangat kompleks, didominasi oleh pergerakan lempeng tektonik. Aktivitas subduksi atau penunjaman Lempeng Samudra Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia menjadi salah satu pemicu utama. Proses ini menimbulkan tekanan besar dan deformasi batuan yang menghasilkan gempa bumi, terutama di lempeng Laut Banda. \
