Nvidia & AMD Tunduk Perintah Trump: Bayar 15% Penjualan Chip ke AS, Apa Dampaknya?

3 Min Read

ap – Perusahaan chip raksasa, Nvidia dan AMD, dikabarkan telah sepakat untuk membayar 15% dari pendapatan penjualan chip mereka di China kepada pemerintah Amerika Serikat (AS). Kesepakatan ini merupakan bagian dari upaya kedua perusahaan untuk mendapatkan lisensi ekspor yang telah menjadi bagian perjanjian dengan Presiden Donald Trump.

Kesepakatan ini menuai sorotan. Media pemerintah China, Global Times, menilai langkah AS telah melenceng dari alasan keamanan yang sebelumnya dijadikan dalih untuk menekan. “Pendekatan ini berarti bahwa pemerintah AS telah mengingkari justifikasi keamanan awalnya untuk menekan produsen cip AS agar mendapatkan lisensi ekspor ke Tiongkok melalui leverage ekonomi,” demikian menurut artikel Global Times dikutip dari CNBC, Senin (11/8/2025).

Pemerintah China hingga kini belum merespons kesepakatan tersebut. Namun, menurut Neil Shah dari Counterpoint Research menyampaikan, China akan menghadapi dilema terkait kesepakatan itu. Ia menilai pemerintah China merasa tidak puas dengan kesepakatan tersebut. Namun di sisi lain, perusahaan-perusahaan China ingin mendapatkan chip ini agar dapat terus mengembangkan kemampuan AI mereka sendiri.

“Bagi China, ini merupakan dilema karena mereka membutuhkan cip tersebut untuk memajukan ambisi AI mereka, tetapi biaya yang dibebankan kepada pemerintah AS juga dapat membuat biaya tersebut lebih mahal, dan ada keraguan adanya ‘pintu belakang’ AS mengingat AS telah setuju agar produsen cip menjadi pemasok,” terang Neil.

Sementara itu, analis teknologi global di Quilter Cheviot, Ben Barringer, menyampaikan kesepakatan Nvidia dan AMD ini merupakan langkah yang menguntungkan bagi investor. “Dari perspektif investor, ini masih merupakan hal positif, 85% pendapatan lebih baik daripada nol,” ujarnya.

Meski begitu, ia mengakui kesepakatan ini merupakan hal yang tidak biasa bagi sebagian pihak. Namun kesepakatan ini memang merupakan gaya Trump sebagai negosiator. “Ini perkembangan yang baik, meskipun aneh, dan terasa seperti kesepakatan yang mungkin Anda harapkan dari Presiden Trump, yang sejatinya seorang pembuat kesepakatan. Dia bersedia mengalah, tetapi hanya jika dia mendapatkan imbalan, dan ini tentu saja menciptakan preseden yang tidak biasa,” terang Barringer.

Sebelumnya, Nvidia dan AMD dikabarkan telah sepakat untuk membayar 15% dari pendapatan penjualan chip mereka di China ke pemerintah AS sebagai upaya untuk mendapatkan lisensi ekspor yang telah menjadi bagian perjanjian dengan Presiden Donald Trump. Perjanjian ini secara efektif mengaitkan kontrol ekspor dengan pembayaran moneter, sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mengundang berbagai reaksi dari pelaku industri dan pengamat kebijakan.

Share This Article