Sido Muncul Jadi Tujuan Studi Bisnis Jamu Universitas Ritsumeikan dan FEB UI

7 Min Read

ap – PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) menerima kunjungan istimewa dari mahasiswa dan dosen Ritsumeikan University, Jepang, serta mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) pada Selasa, 5 Agustus 2025. Kunjungan ini merupakan bagian dari program ‘Tailor-Made Cooperation-Workshop’, sebuah inisiatif kolaboratif antara FEB UI dan Ritsumeikan University, Kyoto, Jepang, yang bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara teori akademis dan praktik bisnis di lapangan.

Kunjungan delegasi Ritsumeikan University ke Kantor Sido Muncul di Jakarta disambut hangat oleh Direktur Sido Muncul, Dr. (H.C.) Irwan Hidayat. Beliau menyampaikan antusiasmenya terhadap program ini, melihatnya sebagai kesempatan berharga untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang seluk-beluk bisnis jamu dan inovasi di industri jamu Indonesia kepada generasi muda. “Kunjungan dari Ritsumeikan University ini sangat kami hargai, karena mereka menunjukkan minat yang besar terhadap bisnis jamu di Indonesia. Sido Muncul menjadi salah satu target kunjungan mereka karena reputasinya sebagai produsen jamu yang dikenal luas. Saya sangat senang dapat memperkenalkan jamu kepada para mahasiswa,” ujar Irwan saat menyambut para tamu di Gedung House of Jamu, Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut, Irwan Hidayat berbagi kisah inspiratif tentang perjalanan bisnis dan inovasi produk Sido Muncul. Ia mengungkapkan bahwa perusahaan ini bermula dari sebuah usaha kecil yang selama 15 tahun pertama perjalanannya mengalami stagnasi. “Saya telah bekerja di Sido Muncul selama 57 tahun. Dari tahun 1969 hingga 1984, perusahaan ini tidak mengalami perkembangan yang signifikan, cenderung stagnan. Kemudian, saya mendapatkan ide untuk meniru model pabrik farmasi agar dapat meningkatkan kualitas dan mengembangkan bisnis,” jelasnya. Melalui proses yang panjang dan penuh tantangan, Sido Muncul berhasil bertransformasi menjadi perusahaan jamu dan farmasi terkemuka di Indonesia. Produk-produknya pun telah mendapatkan kepercayaan luas dari masyarakat Indonesia, termasuk dari kalangan dokter.

“Setelah 15 tahun berjuang sejak tahun 1985, akhirnya kami berhasil mencapai titik ini. Bahkan, banyak dokter yang mengonsumsi Tolak Angin. Membangun kepercayaan membutuhkan waktu dan upaya yang konsisten, tidak bisa dicapai hanya dengan modal uang,” papar Irwan. Untuk meraih kepercayaan masyarakat, Sido Muncul melakukan berbagai upaya, mulai dari memvalidasi resep jamu dengan literatur penelitian hingga melaksanakan uji klinis yang meliputi uji toksisitas dan uji farmakologis atau khasiat. Uji toksisitas dilakukan bekerja sama dengan Universitas Sanata Dharma, sementara uji khasiat dilakukan bersama Universitas Diponegoro.

“Dalam industri jamu, umumnya hanya dilakukan dua jenis uji klinis, yaitu uji toksisitas untuk memastikan produk tidak merusak organ tubuh dan uji khasiat. Untuk Tolak Angin, efeknya terbukti meningkatkan daya tahan tubuh,” jelas Irwan. “Karena Tolak Angin telah melalui pengujian yang ketat seperti obat farmasi, produk ini mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Saat ini, banyak perusahaan di Indonesia yang menggunakan standar farmasi untuk membuat obat herbal seperti ini, dan Sido Muncul menjadi pelopor yang melakukan uji klinis,” imbuhnya. Selain uji klinis, Sido Muncul juga menjaga standarisasi produk dengan memastikan seluruh bahan baku berasal dari petani yang bekerja sama dengan perusahaan. “Membuat jamu dengan standar yang tinggi tidaklah mudah. Kami memastikan semua bahan yang diproses berasal dari sumber yang terpercaya. Kami menanam sendiri, memproses, dan mengekstrak bahan-bahan tersebut agar setiap produk memiliki zat aktif yang konsisten. Kami bekerja sama dengan 150 kelompok petani untuk menanam berbagai jenis tanaman tertentu,” ungkap Irwan.

Sido Muncul juga terus berinovasi dengan mengembangkan produk jamu menjadi beragam bentuk, mulai dari obat herbal, minuman herbal, hingga suplemen herbal. Irwan mengungkapkan bahwa beberapa orang Jepang juga mengonsumsi jamu, khususnya ukon yang berarti kunyit dalam bahasa Indonesia. “Sido Muncul memproduksi berbagai jenis obat herbal seperti Tolak Angin. Di Jepang, jamu yang terkenal adalah ukon atau kunyit. Masyarakat Jepang mengonsumsi kunyit karena dipercaya dapat memperbaiki fungsi liver, terutama bagi mereka yang sering mengonsumsi alkohol dan merokok,” katanya. “Selain itu, kami juga mengembangkan minuman herbal seperti Alang Sari dan suplemen herbal,” lanjutnya.

Selain inovasi produk, Sido Muncul juga aktif melakukan promosi untuk memperkenalkan produknya kepada masyarakat luas. Salah satu strategi yang unik adalah dengan menampilkan keindahan alam Indonesia dalam setiap iklan produk. “Saya membuat iklan yang tidak hanya mempromosikan produk, tetapi juga memperkenalkan pariwisata Indonesia agar daerah-daerah tersebut dapat berkembang. Selain melalui kegiatan CSR, kami juga berkontribusi dengan memperkenalkan potensi pariwisata di berbagai daerah. Konsepnya adalah berbisnis sambil memberikan kontribusi positif bagi masyarakat,” jelas Irwan.

Kunjungan ke Kantor Sido Muncul mendapatkan apresiasi tinggi dari para mahasiswa dan dosen. Professor of Business Administration Ritsumeikan University, Sachiko Miyata, menilai bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat karena memberikan kesempatan untuk mempelajari bisnis jamu di Indonesia secara langsung. “Kami sangat terkesan dengan cara Bapak Irwan mengembangkan bisnisnya, termasuk inisiatifnya untuk melakukan uji klinis. Beliau juga menceritakan tentang masa-masa sulit perusahaan, tetapi beliau selalu berusaha memahami kebutuhan pelanggan. Hal ini sangat kami kagumi,” ungkapnya.

Ayano Ishihara, seorang mahasiswa Ritsumeikan University, mengaku tertarik dengan uji klinis yang dilakukan oleh Sido Muncul. Menurutnya, Sido Muncul adalah perusahaan yang ramah dan menghargai setiap tamunya. “Penjelasan tentang uji klinis yang dilakukan oleh Sido Muncul sangat menarik. Di Jepang juga ada produk yang dibuat dari tanaman obat, tetapi tidak seperti produk herbal Indonesia. Saya akan sangat tertarik untuk mencoba produk Sido Muncul jika dijual di Jepang,” paparnya. “Selain itu, Direktur Sido Muncul juga memberikan penjelasan yang sangat detail tentang perusahaan ini. Menurut saya, Sido Muncul adalah perusahaan yang sangat ramah,” imbuhnya.

Selain mengikuti seminar, para mahasiswa dan dosen Ritsumeikan University serta FEB UI juga berkesempatan untuk mencicipi berbagai produk Sido Muncul, seperti Tolak Angin, Kopi Tentrem, Teh Tarik Tentrem, Alang Sari, dan Essemag. Faiq Ghaftan Musyaffa, seorang mahasiswa International Undergraduate Program FEB UI, menjelaskan bahwa Sido Muncul dipilih sebagai lokasi company visit karena merupakan perusahaan asli Indonesia yang terkenal dengan produk herbalnya. “Kami ingin memperkenalkan perusahaan yang benar-benar asli Indonesia, yang didirikan berdasarkan kekayaan lokal dari tanaman herbal. Karyawannya pun berasal dari Indonesia, khususnya dari Semarang,” pungkasnya. Kunjungan ini tidak hanya memberikan wawasan baru bagi para peserta, tetapi juga mempererat hubungan antara dunia akademis dan industri, serta mempromosikan potensi jamu Indonesia di kancah internasional.

Share This Article