Gejolak Dini Hari di Mako Brimob: Protes Kematian Sopir Ojol, Kapolri Janji Usut Tuntas

7 Min Read

ap – Dini hari itu, ketegangan masih mencekam di sekitar Markas Komando (Mako) Brimob. Kawasan Kwitang, Jakarta Pusat, menjadi saksi bisu. Massa memadati ruas jalan, tak bergeming.

Pukul 04.00 WIB, Jumat, 29 Agustus 2025, suasana terasa semakin panas. Udara pekat oleh sisa-sisa gas air mata. Suara ledakan petasan memecah keheningan dini hari.

Tembakan gas air mata terus dilayangkan. Petugas berulang kali menghalau kerumunan. Namun, massa tetap bertahan, menuntut keadilan.

Mereka hadir membawa satu tujuan. Sebuah protes keras atas kematian tragis. Sosok Affan Kurniawan, seorang sopir ojek online, menjadi pemicu utamanya.

Affan meregang nyawa secara mengenaskan. Ia dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob. Peristiwa ini mengguncang sentimen publik.

Insiden memilukan itu terjadi sehari sebelumnya. Kamis, 28 Agustus, menjadi hari kelabu bagi Affan. Nyawanya terenggut di tengah demo ricuh.

Demo tersebut berlangsung di depan Gedung DPR/MPR. Sebuah lokasi yang seharusnya menjadi representasi rakyat. Kini, ia menjadi saksi bisu tragedi.

Para pengunjuk rasa tampak beragam. Sebagian besar mengenakan seragam ojek online. Mereka adalah rekan-rekan seperjuangan Affan.

Lainnya hadir dengan kaos biasa. Namun, semangat mereka sama. Menggugat keadilan, menuntut pertanggungjawaban. Mereka bersatu dalam duka dan amarah.

Setiap kali massa bergerak mendekat, respons petugas sigap. Gas air mata kembali ditembakkan. Bunyi desisan dan letupan memenuhi udara.

Ledakan petasan bersahutan dari arah massa. Seolah menjadi balasan atas desakan petugas. Sebuah duel tak seimbang antara protes dan penertiban.

Malam panjang itu seolah tak berujung. Emosi memuncak di kedua belah pihak. Jalanan Kwitang menjadi medan pertarungan.

Matahari perlahan naik, namun ketegangan belum surut. Kisah Affan Kurniawan telah menjadi sorotan. Sebuah luka baru dalam catatan panjang demonstrasi.

Di sisi lain, pucuk pimpinan Polri turun tangan. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menunjukkan empati. Ia menemui keluarga Affan Kurniawan.

Pertemuan itu berlangsung di RSCM, Jakarta. Sebuah momen penting untuk meredakan gejolak. Kapolri menyampaikan belasungkawa langsung.

Jenderal Sigit memberikan jaminan. Ia berjanji akan mengusut kasus ini hingga tuntas. Sebuah komitmen yang ditunggu-tunggu banyak pihak.

“Kita juga akan menindaklanjuti peristiwa yang terjadi,” ujar Jenderal Sigit. Kata-katanya tegas, penuh kepastian.

Ia menambahkan, “Pak Kadiv Propam sudah menyampaikan dan saya minta untuk dilanjutkan.” Penyelidikan internal akan dilakukan secara serius.

Pernyataan Kapolri menjadi harapan baru. Terutama bagi keluarga yang berduka. Mereka membutuhkan kejelasan dan keadilan.

Insiden tragis ini menambah daftar panjang. Kematian warga sipil di tengah kerusuhan. Sebuah pengingat pahit akan risiko demonstrasi.

Affan Kurniawan, seorang tulang punggung keluarga. Pergi begitu cepat, meninggalkan duka mendalam. Kisahnya kini menjadi simbol perjuangan.

Keluarga Affan kini menghadapi realita pahit. Kehilangan tak terduga yang meninggalkan kekosongan. Harapan mereka kini bertumpu pada janji Kapolri.

Malam sebelumnya, Mako Brimob menjadi saksi. Suara-suara protes tak kunjung padam. Semangat solidaritas membakar jalanan.

Dinginnya malam Jakarta tak melunturkan. Tekad para pengunjuk rasa. Mereka berdiri teguh, menuntut keadilan bagi rekan mereka.

Gas air mata dan petasan menciptakan simfoni. Simfoni kemarahan dan perlawanan. Sebuah potret suram dari realitas sosial.

Sorotan media tertuju ke lokasi. Setiap pergerakan massa dan petugas dicatat. Publik menanti perkembangan selanjutnya.

Kisah Affan Kurniawan adalah pengingat. Bahwa di balik setiap kerusuhan, ada nyawa yang melayang. Ada keluarga yang menanti keadilan.

Tanggal 28 Agustus 2025 akan dikenang. Sebagai hari tragis bagi seorang sopir ojek online. Hari di mana rantis merenggut nyawanya.

Demonstrasi di depan DPR/MPR menjadi cikal bakal. Sebuah insiden yang tak seharusnya terjadi. Sebuah kesalahan fatal yang berujung maut.

Massa kini mendesak transparansi penuh. Mereka ingin tahu siapa yang bertanggung jawab. Mereka menuntut keadilan yang sejati.

Janji Kapolri adalah langkah awal. Namun, implementasinya yang akan menentukan. Apakah keadilan benar-benar akan ditegakkan.

Di tengah semua gejolak, ada satu titik akhir. Jasad Affan Kurniawan telah kembali ke rumah duka. Ia akan segera dikebumikan.

Pemakaman dijadwalkan pagi ini. Sekitar pukul 09.00 WIB. Sebuah upacara terakhir untuk seorang yang tewas dalam tugas.

Tangisan keluarga mengiringi kepergiannya. Sebuah akhir yang tak pernah terbayangkan. Namun, semangat perjuangan Affan mungkin akan terus hidup.

Melalui para rekannya yang masih berunjuk rasa. Melalui tuntutan keadilan yang terus menggema. Nama Affan Kurniawan akan dikenang.

Pagi ini, Jakarta menyaksikan dua hal kontras. Ketegangan di Kwitang dan duka di rumah duka. Sebuah narasi pahit tentang konsekuensi.

Peristiwa ini harus menjadi pelajaran berharga. Bagi semua pihak yang terlibat. Bahwa hidup manusia adalah yang paling utama.

Tidak ada demonstrasi yang sepadan. Dengan hilangnya satu nyawa. Kematian Affan adalah alarm bagi bangsa ini.

Para sopir ojek online merasa terpukul. Salah satu dari mereka gugur. Saat mencari nafkah, justru nyawa melayang.

Solidaritas mereka terlihat jelas. Di tengah desakan gas air mata. Mereka tak gentar menyuarakan kebenaran.

Kisah Affan bukan sekadar angka. Ia adalah seorang ayah, suami, atau anak. Ia adalah bagian dari masyarakat.

Janji Kapolri di RSCM menjadi tumpuan. Semoga menjadi awal dari kejelasan. Dan akhir dari impunitas.

Masyarakat berharap proses hukum berjalan. Adil dan transparan tanpa pandang bulu. Untuk semua yang terlibat dalam tragedi ini.

Mako Brimob masih dikepung massa. Suara petasan sesekali terdengar. Sebuah peringatan bahwa protes belum usai.

Sampai keadilan benar-benar ditegakkan. Hingga semua pihak yang bertanggung jawab. Dihadapkan pada konsekuensi perbuatannya.

Kisah ini masih jauh dari kata selesai. Setiap detik berlalu, menambah babak baru. Dalam narasi panjang pencarian keadilan.

Duka dan amarah bercampur di udara. Pagi yang seharusnya damai. Menjadi saksi bisu sebuah perjuangan.

Affan Kurniawan. Namanya kini teruk. Dalam sejarah kelam demonstrasi. Dan hati para sopir ojek online.

Kita menunggu. Akankah janji Kapolri terpenuhi? Akankah kasus ini menjadi preseden? Atau hanya berlalu begitu saja?

Waktu yang akan menjawab. Namun, saat ini, fokus tertuju pada satu hal. Kepergian Affan dan tuntutan keadilan.

Pagi menjelang. Pemakaman akan segera dimulai. Mengiringi Affan Kurniawan ke peristirahatan terakhirnya.

Sementara itu, di Kwitang. Nyala semangat protes masih membara. Menuntut kejelasan atas insiden tragis ini.

Ini adalah kisah tentang seorang sopir ojol. Yang tewas di tengah kekacauan. Dan perjuangan untuk sebuah keadilan.

Sebuah kisah yang menggugah. Mengingatkan kita semua. Tentang nilai setiap nyawa.

Mari kita saksikan kelanjutannya. Dengan harapan yang tak padam. Keadilan akan menemukan jalannya.

Share This Article