Ketenangan di Tengah Amarah: TNI Turun Tangan Redakan Aksi Ojol di Mako Brimob Kwitang

6 Min Read

ap – Petugas dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat dan Angkatan Laut bergerak cepat. Mereka diterjunkan langsung ke tengah-tengah kerumunan massa aksi ojek online (ojol) yang sedang memanas. Massa memadati area Mako Brimob Kwitang, membutuhkan kehadiran yang menenangkan.

Puluhan personel tentara itu melangkah maju. Mereka mendekati massa dengan langkah tenang. Tujuan mereka jelas: mendinginkan suasana yang kian tegang dan berpotensi memicu konflik lebih luas.

Mereka segera mencoba menjalin dialog dengan para pengemudi ojol. Interaksi ini dilakukan di tengah hiruk pikuk teriakan dan kemarahan massa. Sebuah upaya persuasif yang vital.

Ajakan untuk duduk diserukan oleh anggota TNI. Harapannya, posisi duduk dapat membantu menurunkan tensi. Situasi di sekitar Mako Brimob bisa kembali kondusif, meredakan emosi yang membuncah.

Lebih jauh, sebagian prajurit berfokus pada percakapan langsung. Mereka mendekati beberapa perwakilan ojol. Mencoba mendengarkan keluh kesah dan aspirasi mereka secara personal.

Ketegangan ini bukan tanpa sebab. Mako Brimob Kwitang, Jakarta Pusat, kembali menjadi sasaran protes. Jumat pagi (29/8), massa aksi kembali memadati lokasi tersebut. Ini adalah kelanjutan dari rangkaian demonstrasi sebelumnya.

Situasi sempat memuncak menjadi konflik serius pada hari sebelumnya. Massa melempari batu ke arah aparat keamanan. Akibatnya, polisi terpaksa menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan.

Kemarahan massa berakar pada insiden Kamis (28/9). Pada hari itu, seorang pengemudi ojol bernama Affan Kurniawan meninggal dunia. Kematiannya memicu gelombang amarah dan tuntutan keadilan dari ribuan rekannya.

Pantauan di lokasi oleh tim CNNIndonesia.com menunjukkan kondisi terkini. Massa aksi masih bertahan di kawasan dekat Mako Brimob Kwitang. Mereka mulai berkerumun sejak dini hari.

Jumlah mereka sangat banyak dan terus bertambah. Kerumunan mencapai puncaknya sekitar pukul 08.00 WIB. Jalanan di sekitar Kwitang dipenuhi lautan manusia berseragam hijau dan jaket ojol yang marah.

Di sisi lain, barisan polisi tetap siaga penuh. Mereka berjaga di depan Mako Brimob dengan peralatan lengkap. Petugas bersiap menghadapi potensi amukan massa yang semakin mendekat.

Tensi semakin meninggi seiring berjalannya waktu. Ketegangan yang sudah ada sejak subuh mencapai puncaknya. Massa mulai melancarkan aksi pelemparan ke arah petugas.

Bebatuan dan berbagai benda keras lainnya melayang. Sasaran lemparan itu adalah barisan polisi yang membentuk pagar betis. Suasana berubah menjadi sangat genting dan tidak terkendali.

Polisi akhirnya merespons dengan tegas terhadap provokasi tersebut. Pada pukul 08.43 WIB, tembakan gas air mata dilepaskan. Kabut pedih seketika menyelimuti area protes di depan markas.

Massa pun berhamburan mundur dengan cepat. Mereka tercerai-berai menghindari dampak perih gas air mata. Situasi yang sebelumnya kacau dan gaduh perlahan mereda.

Setelah tembakan gas air mata, area Mako Brimob relatif kondusif. Kerumunan massa mulai menipis, menjauh dari pusat ketegangan. Namun, kewaspadaan tinggi tetap diterapkan oleh aparat.

Di tengah semua itu, lalu lintas kendaraan di sekitar lokasi terganggu parah. Kondisi jalan tampak tersendat. Pergerakan kendaraan melambat drastis, menyebabkan antrean panjang.

Akibat penumpukan massa dan kekacauan, rekayasa lalu lintas segera diterapkan. Kendaraan dari arah Salemba dialihkan jalurnya. Rute mereka diubah menuju Flyover Senen.

Dari Flyover Senen, lalu lintas kemudian diarahkan lebih jauh. Tujuannya adalah Gunung Sahari. Ini dilakukan untuk mengurai kemacetan parah dan menjaga kelancaran jalan.

Kehadiran personel TNI bukan hanya sesaat atau sebatas pamer kekuatan. Mereka terus berupaya menjembatani komunikasi aktif. Dialog menjadi kunci utama untuk meredakan emosi massa yang meluap.

Para prajurit berperan krusial sebagai penenang. Mereka mencoba menjadi mediator yang efektif. Tujuannya adalah mencegah eskalasi konflik yang lebih besar dan berlarut-larut.

Amarah yang mendalam masih terasa di kalangan massa ojol. Kematian rekan mereka menjadi luka yang sulit disembuhkan. Namun, kehadiran seragam hijau dan loreng TNI membawa sedikit harapan akan penyelesaian damai.

Pendekatan non-konfrontatif dipilih secara konsisten oleh TNI. Mereka tidak menggunakan kekerasan atau tindakan represif. Hanya kata-kata persuasif dan ajakan damai yang menjadi senjata utama mereka.

Beberapa pengemudi ojol mulai merespons positif ajakan tersebut. Mereka mulai berdialog dengan para tentara. Mencoba menyampaikan aspirasi dan tuntutan mereka secara langsung dan lebih tenang.

Upaya TNI adalah untuk memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat. Baik massa demonstran, aparat keamanan, maupun masyarakat umum yang terdampak. Situasi di Kwitang diharapkan segera kembali normal sepenuhnya.

Pagi itu, Mako Brimob menjadi saksi bisu ketegangan luar biasa. Pertemuan massa yang marah dan aparat yang siaga penuh. Sebuah pagi yang penuh dengan dinamika dan potensi bahaya.

Peran TNI memberikan nuansa berbeda di tengah kekacauan. Di tengah riuhnya lemparan dan dampak gas air mata. Mereka hadir sebagai elemen penenang, membawa harapan akan kedamaian.

Harapan akan penyelesaian damai muncul kembali dengan campur tangan aparat militer. Keadaan diharapkan tidak memburuk lebih jauh. Namun, pengawasan dan komunikasi berkelanjutan tetap diperlukan.

Meski situasi sementara kondusif pasca intervensi TNI. Dinamika di Kwitang masih bisa berubah sewaktu-waktu. Semua pihak menunggu kelanjutan dari tuntutan massa dan respons pemerintah.

Share This Article