ap – Kamis sore itu, ketegangan membayangi markas Polda Metro Jaya. Massa mahasiswa bergerak, penuh tekad. Mereka menuntut keadilan bagi korban.
Gerbang utama tak mampu menahan. Ratusan demonstran berhasil menerobos masuk. Suara lantang mereka memenuhi halaman.
Langkah kaki mahasiswa menggema. Setiap jejak adalah pesan perlawanan. Mereka datang dengan satu tujuan yang jelas.
Berbalut jas almamater, mereka bersatu. Berbagai warna, satu suara. Mengangkat bendera tinggi-tinggi di udara.
Di tengah halaman, teriakan keras terdengar. Mereka memprotes kematian Affan Kurniawan. Pengemudi ojek online yang tewas tragis.
Affan dilindas rantis Brimob. Kendaraan taktis milik Polda Metro Jaya. Insiden itu terjadi pada Kamis malam (28/8).
Peristiwa memilukan ini menyulut amarah. Bukan hanya di ibu kota. Reaksi cepat menyebar ke seluruh negeri.
Mahasiswa merasa terpanggil. Menjadi suara bagi yang tertindas. Menuntut pertanggungjawaban aparat.
“Biarkan kami bicara dengan Kapolda Metro Jaya!” seru seorang orator. Tuntutan itu disambut antusias massa.
Mereka menginginkan dialog terbuka. Penjelasan jujur atas kejadian pahit ini. Kekhawatiran pembungkaman kasus mencuat.
Gelombang unjuk rasa tak hanya di Jakarta. Solo dan Surabaya juga bergerak serentak. Solidaritas mengalir deras.
Semua aksi menyoroti isu krusial. Dugaan brutalitas polisi. Yang berujung pada hilangnya nyawa Affan.
Kasus Affan Kurniawan menjadi cermin. Praktik penegakan hukum yang cacat. Terkadang menelan korban tak bersalah.
Mahasiswa membawa spanduk sederhana. Namun pesan yang diusung begitu tajam. Menuntut keadilan sejati.
Mereka bersumpah tidak akan mundur. Sampai suara mereka didengar jelas. Hingga ada tindakan nyata dari aparat.
Tekad mereka bulat mengawal kasus ini. Hingga tuntas dan transparan penuh. Demi martabat warga sipil.
Kematian Affan kini menjadi simbol. Simbol perjuangan tak kenal lelah. Melawan segala bentuk ketidakadilan.
Sebuah narasi pilu tentang warga biasa. Yang tewas di tengah keramaian. Dalam insiden yang seharusnya bisa dicegah.
Insiden ini menjadi titik didih emosi. Mengingatkan semua akan risiko besar. Dalam setiap aksi unjuk rasa.
Aksi mahasiswa ini adalah cerminan. Kegelisahan masyarakat luas. Terhadap kredibilitas penegakan hukum.
Mereka menolak segala bentuk impunitas. Setiap pelaku harus diusut tuntas. Disanksi sesuai aturan hukum yang berlaku.
Polda Metro Jaya dihadapkan dilema besar. Desakan publik begitu kuat. Menuntut transparansi dan akuntabilitas.
Bagaimana institusi ini merespons? Akan jadi penentu kunci. Tingkat kepercayaan masyarakat ke depannya.
Mahasiswa berjanji akan terus mengawal. Hingga keadilan bagi Affan terwujud. Mereka tak akan lelah memperjuangkan kebenaran.
Tuntutan mereka jelas, lantang disampaikan. Investigasi menyeluruh, transparan, tanpa pandang bulu. Disusul sanksi tegas bagi pelaku.
Mereka ingin komitmen langsung. Dari pimpinan tertinggi kepolisian. Mengusut tuntas kasus menggemparkan ini.
Suasana di luar Polda tetap tegang. Namun semangat perjuangan tak padam. Harapan akan keadilan terus menyala.
Demonstrasi ini pengingat pahit. Kekuasaan harus diawasi ketat. Dan dipertanggungjawabkan kepada rakyat.
Kematian Affan adalah pemicu kesadaran. Bahwa setiap nyawa manusia berharga. Harus dilindungi oleh negara.
Negara dan seluruh aparatnya. Tanpa memandang status sosial. Keadilan harus untuk semua.
Gelombang protes ini mungkin awal. Sebuah gerakan yang lebih besar. Menuntut reformasi substansial.
Reformasi dalam institusi penegak hukum. Agar kejadian serupa tak terulang. Demi masa depan bangsa yang adil.
Mahasiswa adalah garda terdepan. Suara bagi yang lemah. Penjaga api keadilan sosial.
Kisah Affan Kurniawan terukir jelas. Dalam sejarah perjuangan. Mahasiswa Indonesia.
Mereka buktikan solidaritas mampu. Menggerakkan roda perubahan. Dari akar rumput masyarakat.
Protes berlanjut hingga malam. Lampu jalan menyala samar. Sorotan tetap pada mereka.
Pada para pemuda berani tak gentar. Yang menuntut keadilan. Di gerbang kekuasaan.
Waktu terus berputar. Janji telah terucap tegas. Mereka akan kembali jika tak ada solusi.
Keadilan untuk Affan Kurniawan. Itu inti perjuangan mereka. Tuntutan yang tak bisa ditawar.
Api perjuangan berkobar. Di Jakarta, Solo, Surabaya. Dinyalakan kematian seorang ojol.
Dijaga semangat gigih mahasiswa. Mereka mercusuar harapan. Bagi Indonesia yang adil.
