ap – Malam yang dingin menyelimuti kawasan Blora, Menteng, Jakarta Pusat. Sebuah rombongan kendaraan mewah berhenti di depan sebuah rumah duka sederhana.
Jumat (29/8) malam itu, Presiden Prabowo Subianto tiba sekitar pukul 21.50 WIB. Kehadirannya mengejutkan banyak pihak.
Ia datang untuk menyampaikan duka cita mendalam. Tujuannya adalah rumah almarhum Affan Kurniawan.
Affan adalah pengemudi ojek online. Ia meninggal dunia dalam sebuah insiden tragis.
Kematiannya memantik kemarahan publik. Sebuah gelombang protes besar melanda seluruh negeri.
Presiden Prabowo Subianto, pemimpin tertinggi negara, secara pribadi hadir. Ini menunjukkan betapa seriusnya peristiwa tersebut.
Ia didampingi sejumlah pejabat penting. Mereka semua hadir dalam suasana duka.
Seskab Letkol Teddy Indra Wijaya turut hadir. Ia adalah sosok yang sangat dekat dengan Presiden.
Mensesneg Prasetyo Hadi juga terlihat. Kehadirannya menambah bobot kunjungan kenegaraan ini.
Menko Polkam Budi Gunawan pun ada di sana. Koordinasi keamanan menjadi perhatian utama.
Tidak ketinggalan Menhan Sjafrie Sjamsoeddin. Kehadirannya menunjukkan empati dari institusi pertahanan.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto juga ikut. Solidaritas dari petinggi militer sangat terasa.
Namun, kehadiran Wapres Gibran Rakabuming Raka belum dapat terkonfirmasi. Spekulasi tentang kehadirannya masih beredar.
Kunjungan Presiden Prabowo berlangsung singkat. Ia keluar dari rumah duka sekitar pukul 21.57 WIB.
Sebelum meninggalkan lokasi, Prabowo menyalami sejumlah warga. Wajahnya menunjukkan kesedihan mendalam.
Affan Kurniawan mengembuskan napas terakhirnya Kamis (28/8) malam. Ia meninggal dilindas mobil rantis Brimob.
Insiden itu terjadi saat demonstrasi pecah. Kawasan Penjernihan, Pejompongan, Jakarta menjadi saksi bisu.
Protes itu adalah bagian dari gelombang ketidakpuasan. Masyarakat menyuarakan berbagai tuntutan.
Namun, demonstrasi berubah menjadi malapetaka. Nyawa Affan Kurniawan melayang di jalanan.
Kematian Affan segera menyulut amarah. Kemarahan menyebar ke berbagai lapisan masyarakat.
Berita duka menyebar cepat. Seluruh Indonesia merasakan kesedihan dan kemarahan.
Aksi solidaritas pun segera digelar. Demonstrasi meletus di sejumlah kota besar.
Medan, Bandung, dan Jakarta menjadi titik utama. Massa bergerak menuntut keadilan.
Solo, Surabaya, dan Makassar juga ikut bergelora. Bahkan hingga Nusa Tenggara Timur.
Di banyak kota, massa terlibat bentrok. Mereka berhadapan langsung dengan aparat keamanan.
Ketegangan mencapai puncaknya di Jakarta. Massa berhasil memasuki gerbang Polda Metro Jaya.
Mereka menuntut bertemu Kapolda Metro Jaya. Kasus Affan Kurniawan menjadi fokus utama.
Tuntutan keadilan bergema lantang. Masyarakat ingin pertanggungjawaban penuh.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri telah angkat bicara. Ia menyampaikan duka cita.
Permintaan maaf juga disampaikan secara terbuka. Polri mengakui insiden tersebut.
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo juga menyatakan hal serupa. Rasa penyesalan mendalam diungkapkan.
Institusi kepolisian menyampaikan belasungkawa. Mereka berjanji akan mengusut tuntas kasus ini.
Presiden Prabowo juga menyampaikan duka cita. Ia merasakan kesedihan yang sama.
Namun, duka cita itu dibarengi kekecewaan. Prabowo mengaku terkejut dan kecewa.
Ia menyayangkan tindakan berlebihan aparat. Tindakan itu menyebabkan Affan meninggal dunia.
Tindakan aparat yang melampaui batas menjadi sorotan. Presiden mengkritik keras hal tersebut.
Komitmen untuk menindak tegas pelanggaran ditekankan. Tidak ada toleransi bagi kebrutalan.
Propam Polri langsung bergerak cepat. Investigasi internal segera dilakukan.
Hasilnya, tujuh anggota Brimob ditetapkan melanggar etik. Mereka berada di dalam mobil rantis itu.
Ketujuh Brimob itu kini dipatsus. Mereka menjalani penempatan khusus selama tujuh hari.
Ini adalah langkah awal penegakan disiplin. Sanksi internal telah dijatuhkan.
Namun, kasus ini tidak berhenti di situ. Propam berjanji melimpahkan pidana.
Kasus ini akan diproses hukum selanjutnya. Pertanggungjawaban pidana akan dikejar.
Keadilan bagi Affan Kurniawan menjadi prioritas. Publik menanti proses hukum yang transparan.
Insiden tragis ini menjadi pengingat. Kekuatan aparat harus digunakan secara bijak.
Pelindungan warga adalah tugas utama. Bukan malah menimbulkan korban jiwa.
Masyarakat menuntut reformasi di tubuh Polri. Peristiwa ini membuka mata banyak pihak.
Duka cita mendalam masih menyelimuti keluarga Affan. Mereka berharap keadilan segera terwujud.
Kunjungan Presiden Prabowo menjadi simbol perhatian. Namun, tindakan nyata tetap dinanti.
Seluruh elemen bangsa berharap. Tragedi serupa tidak terulang kembali.
Kasus Affan Kurniawan harus menjadi pelajaran berharga. Evaluasi menyeluruh harus dilakukan.
Aparat keamanan harus lebih profesional. Mengedepankan humanisme dalam setiap tugas.
Pengawasan ketat harus terus ditingkatkan. Agar tidak ada lagi korban tak bersalah.
Tuntutan keadilan terus menggema. Hingga titik terang kasus ini tercapai.
Semoga arwah Affan Kurniawan tenang. Dan keluarganya mendapatkan keadilan yang layak.
