Tiga Nyawa Melayang dalam Kobaran Api di Kantor DPRD Makassar

5 Min Read

ap – Jumat malam yang mencekam menyelimuti kota Makassar. Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan terbakar hebat.

Kobaran api melahap gedung wakil rakyat. Insiden ini terjadi di tengah demonstrasi massa yang memprotes kebijakan DPR RI.

Tragedi tersebut memakan korban jiwa. Tiga orang dinyatakan tewas dalam musibah tersebut.

Kejadian nahas ini menambah daftar hitam peristiwa kekerasan. Demonstrasi yang seharusnya menyuarakan aspirasi, berakhir dengan duka.

Identitas para korban telah dikonfirmasi. Kepala Bappeda Kota Makassar, Dahyal, memberikan keterangan.

Ia membenarkan adanya tiga korban jiwa. Satu di antaranya adalah anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Korban kedua adalah Syaiful, Kasi Kesra Kecamatan Ujung Tanah. Kehadirannya di gedung itu adalah untuk tugas negara.

Syaiful sejatinya menggantikan posisi Camat Ujung Tanah, Amanda Syahwaldi. Ia bertugas menghadiri rapat paripurna yang krusial.

Takdir berkata lain. Rapat itu menjadi momen terakhir dalam hidupnya.

Korban ketiga adalah Sarina, seorang staf pendamping anggota dewan. Ia adalah staf dari anggota DPRD Andi Tendri Uji.

Sarina dilaporkan terjebak di dalam gedung. Ia tak sempat menyelamatkan diri dari amukan api.

Saat api mulai menjalar, rapat paripurna masih berlangsung. Suasana di dalam gedung tiba-tiba berubah mencekam.

Para anggota dewan dan jajaran pemerintah kota Makassar sedang dalam pertemuan penting. Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin turut hadir.

Begitu pula dengan Wakil Wali Kota, Aliyah Ilham. Sekretaris Daerah dan pejabat lainnya juga berada di lokasi.

Di luar gedung, massa demonstran semakin tak terkendali. Suara teriakan dan yel-yel menggema di udara.

Kerusuhan pecah, dan massa mulai merangsek masuk. Amarah yang memuncak tak dapat dibendung lagi.

Api mulai terlihat dari beberapa sudut gedung. Asap tebal membumbung tinggi, menutupi langit malam Makassar.

Kepanikan massal segera melanda. Mereka yang berada di dalam bergegas mencari jalan keluar.

Anggota dewan dan pimpinan pemerintah kota harus dievakuasi. Prioritas utama adalah keselamatan para pejabat.

Jalur aman segera diidentifikasi. Proses evakuasi dilakukan dengan cepat dan sigap.

Wali Kota Munafri Arifuddin dan Wakil Wali Kota Aliyah Ilham berhasil diselamatkan. Mereka dievakuasi melalui jalur belakang gedung.

Sekda dan beberapa pejabat lainnya juga berhasil keluar. Mereka menggunakan sepeda motor untuk menjauhi lokasi.

Anwar Faruq, Wakil Ketua 2 DPRD Makassar, mengungkapkan detail evakuasi. Ia bersyukur semua pimpinan selamat.

“Alhamdulillah kami semua selamat,” ujarnya pada Sabtu dini hari. Namun, ia tak menampik kerusakan parah.

Kantor DPRD dan sejumlah kendaraan hancur akibat amuk massa dan kobaran api. Kerugian material ditaksir sangat besar.

Hingga pukul 02.30 WITA, upaya pemadaman masih terus dilakukan. Personel Damkar Kota Makassar berjuang keras.

Mereka memastikan tidak ada lagi korban yang terjebak di dalam reruntuhan. Proses pendinginan juga berjalan lambat.

Lalu, apa pemicu di balik demonstrasi yang berujung tragis ini? Aksi massa di Makassar adalah bentuk solidaritas.

Mereka berduka atas kematian Affan Kurniawan. Seorang pengemudi ojek online yang tewas di Jakarta.

Affan Kurniawan menghembuskan napas terakhirnya usai dilindas. Ia ditabrak kendaraan taktis (rantis) Brimob.

Insiden mengerikan itu terjadi pada Kamis malam. Lokasinya di Pejompongan, Jakarta, saat demo memanas.

Mendiang Affan saat itu sedang menyeberang jalan. Ia berniat mengantarkan makanan pesanan pelanggan.

Video kejadian tersebut sempat viral di media sosial. Gambar-gambar pilu itu memicu kemarahan publik.

Kematian Affan menambah daftar panjang kekerasan. Ini menjadi pemicu kemarahan yang meluas.

Beberapa hari terakhir, Jakarta juga dilanda gelombang protes. Warga dari berbagai elemen turun ke jalan.

Massa aksi mengkritik keras kebijakan DPR. Salah satu yang disorot adalah tunjangan rumah bagi anggota parlemen.

Protes di Makassar adalah gema dari kemarahan di ibu kota. Kekerasan di Jakarta berbalas duka di daerah.

Tragedi di kantor DPRD Makassar adalah babak kelam. Sebuah cerminan dari kegelisahan sosial yang mendalam.

Tiga nyawa tak bersalah menjadi korban. Mereka adalah harga yang harus dibayar atas amuk massa.

Insiden ini meninggalkan luka mendalam. Baik bagi keluarga korban maupun bagi tatanan demokrasi.

Peringatan keras ini harus menjadi pelajaran. Bahwa setiap suara harus didengar, tanpa harus berakhir dengan kekerasan.

Makassar berduka, Indonesia berkabung. Menanti keadilan di tengah puing-puing sisa amarah.

Share This Article