ap – Mentari pagi belum terlalu tinggi, namun semangat kebersamaan sudah terpancar jelas. Di Kampung Tegal Maja, Desa Tegal Maja, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, sebuah kegiatan penting digelar. Para ibu berkumpul, wajah-wajah mereka memancarkan harapan dan keseriusan.
Selasa, 2 September 2025, menjadi saksi bisu inisiatif Kapolres Serang AKBP Condro Sasongko. Ia mengumpulkan para ibu dalam program bertajuk “Ngariung Iman Ngariung Aman”. Acara ini bukan sekadar pertemuan biasa. Ini adalah forum silaturahmi yang membawa pesan krusial.
Kapolres Condro, dengan seragam dinasnya, berdiri di hadapan mereka. Pesannya lugas dan menyentuh hati. Ia mengimbau setiap orang tua untuk lebih ketat mengawasi anak-anak. Tujuannya satu: agar mereka tidak mudah terprovokasi atau terlibat dalam aksi-aksi anarkis yang merugikan.
“Ngariung Iman Ngariung Aman adalah jembatan komunikasi yang sangat efektif,” tutur Condro. Ia menjelaskan, program ini menjadi wadah strategis. Untuk menyerap aspirasi langsung dari masyarakat. Sekaligus menyampaikan informasi penting seputar keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Momentum ini dipilih dengan cermat. Mengingat dinamika sosial yang terus bergerak. Isu-isu kenakalan remaja seringkali menjadi ancaman serius. Mulai dari pergaulan bebas, miras, hingga penyalahgunaan narkoba. Semuanya bisa menjadi pintu masuk menuju perilaku menyimpang.
Condro Sasongko menekankan pentingnya langkah preventif. Pencegahan selalu lebih baik daripada penindakan. Terutama dalam menjaga masa depan anak-anak. Mereka adalah aset bangsa yang harus dilindungi bersama.
Anak-anak seringkali menjadi target empuk provokasi. Terutama dalam aksi unjuk rasa yang berujung ricuh. Kurangnya pemahaman tentang konsekuensi hukum. Ditambah pengaruh lingkungan dan media sosial. Semua itu bisa menjerumuskan mereka ke dalam bahaya.
“Peran orang tua sangat vital dan dibutuhkan,” tegas Kapolres. Suaranya menyiratkan keseriusan. Sebuah panggilan untuk kembali meninjau fungsi keluarga. Sebagai benteng pertama dan utama bagi anak.
Ia memberikan beberapa panduan praktis. Pertama, perhatikan penampilan anak. Perubahan gaya berpakaian atau aksesoris bisa menjadi indikator. Tanda-tanda ini patut diwaspadai sejak dini.
Kedua, pantau waktu pulang sekolah anak. Keterlambatan yang tidak wajar harus menjadi perhatian. Cari tahu alasan di baliknya. Komunikasi terbuka dengan anak adalah kunci utama.
Ketiga, awasi dengan ketat jika anak keluar malam. Terutama jika alasan mereka tidak jelas. Malam hari seringkali menyajikan godaan dan risiko yang lebih besar. Pendampingan orang tua mutlak diperlukan.
Para ibu menyimak setiap kata dengan seksama. Mereka mengangguk, sebagian mencatat. Kesadaran akan tanggung jawab besar terpancar dari raut wajah mereka. Lingkungan sekitar rumah juga perlu dipantau.
Kapolres juga menyoroti bahaya kenakalan remaja lainnya. Miras dan narkoba, misalnya. Keduanya dapat merusak fisik dan mental. Menghancurkan masa depan yang cerah.
Judi online, meskipun tidak disebutkan secara eksplisit, juga menjadi ancaman modern. Condro mengisyaratkan bahwa segala bentuk perilaku destruktif harus ditangkal. Dengan pengawasan dan edukasi yang berkelanjutan.
Aspek “iman” dalam program ini sangat ditekankan. Kapolres Condro percaya, fondasi spiritual yang kuat akan membimbing anak. Menjauhkan mereka dari godaan negatif. Membentuk karakter yang berintegritas.
Sementara itu, aspek “aman” tidak hanya sebatas keamanan fisik. Tetapi juga keamanan mental dan sosial. Lingkungan yang aman lahir dari hati yang tentram. Serta komunitas yang peduli.
Dialog interaktif juga membuka ruang bagi para ibu. Mereka dapat menyampaikan pengalaman pribadi. Serta tantangan dalam mengasuh anak di era modern. Ini menjadi masukan berharga bagi pihak kepolisian.
Melalui pertemuan ini, diharapkan terjalin kemitraan erat. Antara polisi dan masyarakat. Menjaga kamtibmas adalah tugas bersama. Bukan hanya aparat penegak hukum semata.
Di akhir sesi, Kapolres Condro tak lupa menyampaikan apresiasi. Ia berterima kasih kepada seluruh masyarakat Desa Tegal Maja. Atas komitmen mereka dalam menjaga kerukunan antar warga.
Kondusivitas kamtibmas di Tegal Maja dinilai sangat baik. Ini merupakan bukti nyata. Bahwa dengan kesadaran dan partisipasi aktif, keamanan dapat tercipta. Lingkungan yang damai adalah dambaan semua.
Selain itu, masyarakat Tegal Maja juga menunjukkan dukungan. Terhadap berbagai program pemerintah. Terutama di bidang ketahanan pangan. Mereka aktif membantu menyukseskannya.
“Kami sangat berterima kasih pada masyarakat Tegal Maja,” ucap Condro. Senyumnya mengembang. “Yang telah menjaga kondusivitas kamtibmas. Sekaligus membantu menyukseskan program pemerintah di bidang ketahanan pangan.”
Keterlibatan masyarakat dalam ketahanan pangan penting. Ini menunjukkan kemandirian. Serta kesadaran kolektif. Bahwa kesejahteraan dimulai dari lingkungan terdekat. Stabilitas ekonomi juga berkontribusi pada keamanan.
Pesan Kapolres Condro Sasongko sangat jelas. Keamanan dan masa depan generasi muda adalah prioritas. Ia mengajak semua pihak. Terutama para ibu, untuk menjadi garda terdepan.
Menciptakan lingkungan yang kondusif memerlukan kerja sama. Antara pemerintah, aparat keamanan, dan seluruh elemen masyarakat. Tidak ada ruang bagi anarkisme dan perilaku merusak.
Program Ngariung Iman Ngariung Aman ini diharapkan tidak berhenti di sini. Ia menjadi model. Untuk diterapkan di wilayah lain. Membangun kesadaran kolektif secara berkesinambungan.
Setiap ibu memiliki kekuatan luar biasa. Mereka adalah pilar utama dalam mendidik. Membentuk karakter anak. Serta menjaga mereka dari pengaruh negatif dunia luar.
Masa depan Kabupaten Serang ada di tangan generasi penerus. Melindungi mereka dari bahaya anarkisme. Serta kenakalan remaja lainnya. Adalah investasi terbaik untuk masa depan yang cerah.
Kepolisian Resor Serang akan terus berupaya. Melalui berbagai program inovatif. Untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Membangun kepercayaan dan kolaborasi yang kuat.
Semoga pesan dari Ngariung Iman Ngariung Aman terus bergaung. Mengingatkan setiap orang tua. Bahwa pengawasan dan kasih sayang adalah kunci. Membentuk anak-anak berakhlak mulia. Jauh dari perilaku destruktif.
