ap – Seorang satpam lansia di Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat, menjadi korban penganiayaan brutal. Pria berinisial N, berusia 60 tahun, diserang saat menjalankan tugasnya.
Insiden mengerikan ini terjadi hanya karena ia menutup portal perumahan. Korban mengalami luka-luka serius akibat serangan tersebut.
Peristiwa nahas itu terjadi pada Jumat, 5 September, sekitar pukul 22.30 WIB. Malam yang seharusnya tenang berubah menjadi mencekam.
Mula-mula, korban yang belakangan diketahui bernama Nawin, sedang siaga. Ia menjalankan rutinitasnya sebagai penjaga portal perumahan.
Portal Perumahan Griya Kencana di Depok itu memang sudah ditutup. Ini adalah bagian dari prosedur keamanan yang ia jalankan setiap malam.
“Memang ada security atau penjaga portal yang menjaga di perumahan,” jelas Kasi Humas Polres Metro Depok AKP Made Budi kepada wartawan pada Minggu, 7 September 2025.
Made Budi menambahkan, “Memang pada saat itu memang portal sudah ditutup.” Ini menegaskan bahwa Nawin hanya menjalankan tugasnya.
Namun, tak lama kemudian, situasi berubah drastis. Seorang pria, yang kemudian menjadi pelaku, datang memaksa untuk masuk kawasan tersebut.
Pelaku datang bersama istrinya dengan mengendarai sepeda motor. Diduga kuat, pasangan ini hendak keluar atau masuk perumahan.
Nawin, dengan patuh, kemudian membuka portal. Ia memenuhi permintaan pelaku yang mendesak untuk masuk.
Namun, tindakan heroiknya itu justru berbalas dengan kekerasan. Setelah portal terbuka, pelaku malah melakukan penganiayaan.
“Namun ketika pada jam 22.30 WIB datang seorang pemuda yang memaksa untuk membuka portal tersebut,” ujar AKP Made Budi.
Ia melanjutkan, “Namun ketika portal dibuka tiba-tiba penganiayaan langsung dilakukan oleh pemuda tersebut.” Serangan itu datang tanpa diduga.
Pelaku secara membabi buta melayangkan pukulan ke arah wajah Nawin. Serangan mendadak itu membuat Nawin tak berdaya.
Akibat penganiayaan keji tersebut, Nawin mengalami luka memar di bagian pipi sebelah kanan. Wajahnya menunjukkan bekas pukulan brutal.
Tidak hanya itu, korban juga menderita luka serius pada bagian kaki. Informasi lebih lanjut menyebutkan kaki kiri Nawin bahkan patah.
“Ya setelah portal dibuka oleh security tersebut, pelaku langsung melayangkan pukulan ke arah wajah,” terang Made Budi.
Ia menyimpulkan, “Sehingga mengakibatkan korban menderita luka memar di bagian pipi sebelah kanan, luka pada kaki.” Sebuah malam yang kelam bagi sang satpam.
Peristiwa penganiayaan ini menyulut kemarahan di kalangan warga. Rasa tidak percaya dan kekhawatiran menyelimuti Perumahan Griya Kencana.
Seorang pria lansia, yang hanya menjalankan tugasnya, menjadi sasaran kekerasan. Insiden ini memunculkan pertanyaan besar tentang keamanan.
Ironisnya, Nawin sendiri adalah penjaga keamanan. Ia bertugas melindungi warga, namun justru ia yang menjadi korban.
Istri pelaku sempat berusaha keras untuk melerai aksi penganiayaan tersebut. Namun, upaya itu tidak cukup untuk menghentikan amukan sang suami.
Kekerasan yang terjadi begitu cepat dan brutal. Hal ini meninggalkan trauma mendalam bagi Nawin dan keluarganya.
AKP Made Budi menegaskan bahwa pihak kepolisian telah mengantongi identitas pelaku. Penyelidikan kini bergerak maju dengan cepat.
“Saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan lebih lanjut,” tutup Made Budi. Aparat berjanji akan menindak tegas pelaku.
Polisi kini tengah memburu pelaku penganiayaan keji tersebut. Penegakan hukum menjadi prioritas utama untuk kasus ini.
Kasus ini menambah daftar panjang insiden kekerasan terhadap pekerja sektor jasa. Terutama mereka yang bertugas menjaga keamanan publik.
Nawin, di usia senjanya, harus merasakan pahitnya kekerasan di tempat kerja. Kondisi fisiknya kini membutuhkan perhatian serius.
Pipinya lebam, dan kaki kirinya patah. Pemulihan fisik dan mentalnya akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Solidaritas pun mengalir dari masyarakat. Banyak yang mengutuk tindakan pelaku dan memberikan dukungan moral kepada Nawin.
Insiden ini menjadi pengingat pahit. Bahwa masih ada ancaman kekerasan bagi mereka yang bertugas.
Pekerja seperti Nawin adalah garda terdepan dalam menjaga ketertiban. Mereka layak mendapatkan perlindungan dan rasa hormat.
Polres Metro Depok berkomitmen penuh untuk menuntaskan kasus ini. Pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di mata hukum.
Kejadian di Sukmajaya ini bukan hanya tentang satu orang satpam. Ini adalah cerminan tantangan keamanan di lingkungan perumahan.
Penutupan portal merupakan langkah standar untuk keamanan. Tujuannya untuk mengontrol akses dan mencegah hal yang tidak diinginkan.
Namun, niat baik ini justru disalahartikan. Bahkan berujung pada tindakan kekerasan yang tidak dapat ditolerir.
Masyarakat berharap agar pelaku segera ditangkap. Penegakan hukum yang tegas diharapkan dapat memberikan efek jera.
Selain itu, kasus ini juga memicu diskusi lebih lanjut. Bagaimana meningkatkan keamanan bagi para satpam di Depok dan sekitarnya?
Pemerintah daerah dan pengelola perumahan perlu duduk bersama. Mencari solusi agar insiden serupa tidak terulang kembali.
Nawin, seorang kakek berusia 60 tahun, kini berjuang untuk pulih. Semangatnya tidak boleh padam.
Ia adalah simbol ketabahan. Dan kisahnya adalah peringatan bagi kita semua akan pentingnya rasa hormat dan empati.
Saat ini, seluruh mata tertuju pada aparat kepolisian. Mereka diharapkan segera membawa keadilan bagi Nawin.
Keadilan bagi seorang satpam yang terluka karena melaksanakan tugasnya. Keadilan untuk Nawin adalah keadilan untuk kita semua.
Kasus penganiayaan ini menunjukkan betapa rentannya posisi seorang penjaga keamanan. Mereka seringkali dihadapkan pada situasi tidak terduga.
Padahal, fungsi mereka sangat vital dalam menjaga lingkungan. Tanpa kehadiran mereka, keamanan suatu area bisa terancam.
Keberanian Nawin untuk tetap bertugas patut diacungi jempol. Meskipun risiko selalu mengintai dalam setiap tugasnya.
Namun, tidak seharusnya keberanian itu dibalas dengan tindakan keji. Apalagi dari orang yang seharusnya ia layani.
Detik-detik penganiayaan itu terekam jelas dalam keterangan saksi. Pelaku menunjukkan sikap agresif yang tidak dapat dibenarkan.
Ini bukan sekadar pertikaian biasa. Ini adalah serangan terhadap profesi dan kemanusiaan itu sendiri.
Polres Metro Depok telah mengumpulkan berbagai bukti. Termasuk keterangan dari saksi mata yang berada di lokasi kejadian.
Upaya pengejaran terhadap pelaku terus diintensifkan. Tim khusus telah dibentuk untuk melacak keberadaan tersangka.
Kondisi Nawin pasca-penganiayaan menjadi perhatian utama. Ia membutuhkan perawatan medis yang intensif dan dukungan psikologis.
Luka di pipi dan patah tulang di kaki bukan sekadar cedera fisik. Itu adalah pengingat akan kekejaman yang ia alami.
Keluarga Nawin sangat terpukul dengan kejadian ini. Mereka berharap agar pelaku segera ditangkap dan dihukum setimpal.
Peristiwa ini harus menjadi momentum. Untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya menghargai pekerjaan satpam.
Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Berjuang setiap hari demi kenyamanan dan keamanan warga perumahan.
Asosiasi Satpam Indonesia (ASI) juga diharapkan turun tangan. Memberikan advokasi dan perlindungan hukum bagi anggotanya.
Depok sebagai kota besar, sering dihadapkan pada dinamika sosial yang kompleks. Termasuk insiden-insiden kekerasan seperti ini.
Oleh karena itu, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan. Untuk menciptakan lingkungan yang aman dan saling menghormati.
Jangan biarkan kasus Nawin menjadi preseden buruk. Bahwa kekerasan terhadap satpam bisa dibiarkan begitu saja.
Setiap warga negara berhak mendapatkan rasa aman. Terlebih lagi mereka yang mengabdikan diri untuk keamanan bersama.
Kisah pilu Nawin adalah cermin. Tentang kerapuhan rasa aman di tengah masyarakat modern.
Semoga pihak berwajib dapat segera menyelesaikan kasus ini. Mengembalikan rasa percaya masyarakat pada sistem hukum.
