Akun Diputus Sepihak Usai Keributan, Driver Grab di Jambi Merasa Dibohongi

3 Min Read

ap – Kota Jambi, 6 Agustus 2025 – Rosdewi, seorang pengemudi Grab di Kota Jambi, tengah berjuang untuk mendapatkan kembali akunnya yang diputus oleh pihak Grab Indonesia. Pemutusan kemitraan ini terjadi setelah insiden keributan dengan seorang konsumen pada Minggu, 20 Juli 2025. Rosdewi merasa diperlakukan tidak adil dan dibohongi oleh perusahaan aplikasi transportasi online tersebut.

Menurut Rosdewi, pemutusan akunnya tidak sesuai dengan kesepakatan damai yang telah disepakati di Polresta Jambi, yang bahkan disaksikan oleh perwakilan Grab Indonesia. Insiden bermula ketika Rosdewi menerima orderan Ayam Bakar Rempah Madu dari konsumen bernama Alika Alihandra. Saat itu, ia membawa dua pesanan berbeda dan memutuskan untuk mengantarkan pesanan Alika terlebih dahulu. Setelah mengantarkan pesanan, Rosdewi meminta pembayaran melalui QR code. Namun, setelah beberapa waktu menunggu, notifikasi pembayaran tidak kunjung muncul. Rosdewi mengatakan bahwa dirinya sempat melihat konsumen tersebut mengetik sesuatu di ponselnya dan menduga ada masalah jaringan. Konsumen itu kemudian mengatakan bahwa QR code tersebut telah dikirimkan ke orang lain untuk dibayarkan, namun pembayaran tetap tidak kunjung diterima.

Akibat insiden tersebut, akun Rosdewi awalnya hanya di-suspend. Namun, setelah proses perdamaian yang difasilitasi oleh pihak kepolisian, Rosdewi justru menerima pemberitahuan melalui email bahwa kemitraannya dengan Grab diputus secara sepihak. “Terkait dengan permasalahan yang ibu Rosdewi alami mengenai akun ibu, kami sampaikan bahwa Grab telah memutus kemitraan dengan Ibu. Hal tersebut karena Ibu telah terdeteksi melakukan pelanggaran kode etik Grab, yaitu melakukan tindakan kekerasan fisik kepada pihak pemesan,” demikian bunyi email dari pihak Grab yang diterima Rosdewi. Merasa kaget dan tidak percaya, Rosdewi mengungkapkan kekecewaannya. Ia merasa dibohongi karena sebelumnya dijanjikan bahwa akunnya akan dikembalikan setelah proses perdamaian selesai. Bahkan, pihak Grab juga menjanjikan akan membantu Rosdewi untuk membuka usaha Grab Food.

“Setelah perdamaian, semuanya senyap tanpa keadilan buat saya. Saya merasa dibodohi dan ditipu,” ujar Rosdewi dengan nada getir. Ia menambahkan bahwa hingga saat ini, tidak ada tindak lanjut apapun dari pihak Grab terkait janjinya untuk membantu membuka usaha Grab Food. “Janjinya seperti itu, buka Grab Food, mau didaftarin, menu saya, bahan dan sebagainya kosong. Gimana juga saya mau berdagang kalau uang modal saya tidak ada,” keluhnya. Kini, Rosdewi harus kembali menjalani pekerjaan lamanya sebagai pemulung dan sesekali menerima orderan dari ojek pangkalan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ia berharap pihak Grab Indonesia segera memenuhi janjinya dan mengembalikan akunnya agar ia dapat kembali bekerja sebagai pengemudi Grab.

“Tolong kembalikan akun saya sesuai janji dan omongan. Kalau masalah membuka usaha Grab Food, nantilah, yang penting akun saya balik dulu supaya bisa cari uang buat modal usaha,” pinta Rosdewi dengan penuh harap. Kompas.com telah mencoba untuk mendapatkan klarifikasi dari Director of West Indonesia Grab Indonesia, Richard Aditya, terkait permasalahan ini, namun hingga berita ini diturunkan, belum ada respons dari pihak Grab.

Share This Article