ap – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat perolehan dana dari penerbitan obligasi dan sukuk atau Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk (EBUS) telah mencapai angka yang fantastis, yakni Rp132,2 triliun hingga 8 Agustus 2025. Capaian ini berasal dari 116 emisi yang diterbitkan oleh 65 perusahaan.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengungkapkan bahwa saat ini ada sembilan emisi EBUS dari tujuh perusahaan yang sedang dalam antrean penerbitan (pipeline). “Sampai dengan 8 Agustus 2025, terdapat sembilan emisi dari tujuh penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline,” ujarnya pada Minggu (10/8/2025).
Dengan kata lain, dalam waktu dekat, pasar modal Indonesia akan kembali diramaikan dengan kehadiran sembilan emisi obligasi dan sukuk baru. Ini tentu menjadi sinyal positif bagi perkembangan pasar obligasi korporasi di Indonesia. Mengapa demikian? Karena tingginya minat perusahaan untuk menerbitkan obligasi dan sukuk menunjukkan bahwa pasar modal menjadi sumber pendanaan yang menarik.
Dana yang berhasil dihimpun melalui penerbitan EBUS ini tentu akan digunakan oleh perusahaan untuk berbagai keperluan, mulai dari ekspansi bisnis, refinancing utang, hingga modal kerja. BEI sebagai fasilitator pasar modal, terus berupaya untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi penerbit dan investor.
