Diplomat KBRI di Peru Tewas Ditembak, DPR Desak Pengusutan Tuntas

8 Min Read

ap – Dunia diplomasi Indonesia berduka. Zetro Leonardo Purba, seorang diplomat muda yang bertugas di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, Peru, meninggal dunia. Ia tewas akibat luka tembak yang dideritanya. Penembakan itu dilakukan oleh orang tak dikenal (OTK), mengguncang perasaan nasional. Sebuah tragedi yang merenggut nyawa di negeri orang.

Kabar duka ini langsung ditanggapi cepat. Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKB, Oleh Soleh, segera menyampaikan duka cita mendalam. Ia menyebut insiden tragis ini sebagai tragedi kemanusiaan. Lebih jauh, Soleh melihatnya sebagai ancaman serius. Ini mengancam keselamatan para diplomat Indonesia di luar negeri. Mereka sedang mengemban tugas negara yang mulia dan berat.

“Saya menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga almarhum,” ujar Oleh Soleh kepada wartawan. Pernyataan itu disampaikan pada Selasa, 2 September 2025. Ia berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Kekuatan mental juga menjadi doa. Agar mampu menghadapi cobaan berat ini.

Soleh mendesak agar kasus penembakan ini diusut tuntas. Ia meminta Kementerian Luar Negeri Indonesia bertindak cepat. Koordinasi harus segera dilakukan. Ini melibatkan Pemerintah Peru dan aparat penegak hukum setempat. Tujuannya satu: mengungkap kebenaran di balik kematian tragis ini.

Penegasan keras dilontarkan Soleh. Pelaku penembakan harus ditangkap. Mereka harus segera diadili. “Peristiwa ini tidak boleh dianggap biasa,” katanya. Pemerintah Indonesia punya tanggung jawab besar. Untuk memastikan keadilan bagi Zetro Purba.

Melalui Kementerian Luar Negeri, Soleh menuntut jaminan. Pelaku harus diproses hukum secara adil. Kasus ini juga harus ditangani transparan. Penyelidikan menyeluruh menjadi kunci. Tidak boleh ada yang ditutupi. Masyarakat berhak tahu.

Lebih jauh, Soleh mengingatkan pemerintah. Perlindungan harus diperkuat. Pengamanan terhadap diplomat dan staf perwakilan Indonesia di luar negeri menjadi prioritas. Ancaman terhadap WNI di tengah dinamika global semakin kompleks. Ini bukan lagi rahasia.

“Diplomat kita adalah ujung tombak diplomasi bangsa,” papar Soleh. Negara wajib memastikan keselamatan mereka. Jangan sampai ada lagi korban jiwa. Lemahnya pengamanan atau kelalaian harus dihindari. Setiap nyawa sangat berharga.

Selain itu, Soleh meminta pendampingan penuh. Ini untuk keluarga korban. Pemerintah harus memberikan dukungan psikologis. Pemenuhan hak-hak almarhum sebagai abdi negara juga penting. Ini bentuk penghargaan tulus dari negara.

“Kasus ini harus menjadi momentum,” pungkas Soleh. Indonesia perlu memperkuat kerja sama internasional. Terutama di bidang keamanan diplomatik. Tujuannya agar tragedi serupa tidak terulang. Ini pelajaran berharga bagi masa depan.

Menteri Luar Negeri Sugiono telah bergerak cepat. Ia berkoordinasi dengan pihak Peru. Ini dilakukan setelah kabar duka datang. Sugiono meminta Peru menyelidiki tuntas. Kematian Zetro Leonardo Purba harus terang. Tidak ada celah keraguan.

“Kami sudah menyampaikan kepada pihak Kementerian Luar Negeri Peru,” kata Sugiono. Kepolisian di sana juga telah dihubungi. Permintaan penyelidikan hingga tuntas ditekankan. Ini prioritas utama diplomasi Indonesia.

Sugiono juga memberi instruksi khusus. Dubes RI untuk Peru, Ricky Suhendar, diminta mengikuti proses. Penyelidikan kasus kematian Zetro Purba harus diawasi ketat. Proses pemulangan jenazah ke Indonesia juga menjadi tugas utama. Ini harus berjalan lancar.

Menteri Sugiono turut menguatkan. Para pegawai Kemlu diminta tabah dan tegar. Peristiwa ini adalah cobaan berat. Ia juga mengingatkan pentingnya keselamatan. Ini dalam setiap tugas yang diemban. Sebuah pesan yang krusial.

“Tetaplah menjadikan faktor keselamatan sebagai sesuatu yang utama,” ujar Sugiono. Pesan ini disampaikan kepada rekan-rekan Kemlu. Di manapun mereka berada, tugas negara harus berjalan aman. Ini tanggung jawab bersama yang tidak bisa diabaikan.

Kematian Zetro Purba adalah pengingat pahit. Tugas sebagai diplomat penuh risiko. Mereka sering berada di garis depan. Mengemban misi negara jauh dari tanah air. Bahaya bisa datang tak terduga, kapan saja.

Zetro adalah salah satu putra terbaik bangsa. Ia gugur saat menjalankan tugasnya. Kepergiannya menyisakan duka mendalam. Bukan hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia. Ia adalah pahlawan yang patut dikenang.

Insiden ini menyoroti kerentanan diplomat. Mereka sering menjadi target. Baik karena motif kriminal atau politik. Protokol keamanan harus dievaluasi ulang. Ini penting untuk memastikan keselamatan dan perlindungan maksimal.

Dunia yang semakin kompleks membawa tantangan baru. Ancaman tidak hanya berbentuk konvensional. Terorisme, kriminalitas transnasional, hingga konflik lokal. Semua bisa membahayakan perwakilan negara. Kewaspadaan harus ditingkatkan.

Pemerintah memiliki mandat konstitusional. Melindungi setiap warga negaranya. Terlebih lagi mereka yang berkorban jiwa raga. Para diplomat adalah garda terdepan. Mereka mewakili wajah Indonesia di kancah global.

Duka cita saja tidak cukup. Langkah konkret harus diambil segera. Evaluasi menyeluruh terhadap standar keamanan. Peningkatan kapasitas intelijen diplomatik. Ini penting untuk mitigasi risiko di masa mendatang.

Kerja sama bilateral dengan negara penerima. Perlu ditingkatkan dalam aspek keamanan. Pertukaran informasi intelijen. Latihan kesiapsiagaan darurat yang rutin. Ini semua dapat menyelamatkan nyawa.

Di balik status diplomatik yang terhormat, mereka adalah manusia. Dengan keluarga dan impian pribadi. Kehilangan Zetro adalah kehilangan besar. Ia mewakili dedikasi dan pengabdian. Sebuah pengorbanan yang tak ternilai harganya.

Warisan Zetro Purba harus dikenang abadi. Sebagai simbol pengabdian tulus tanpa pamrih. Pemerintah harus memastikan. Setiap diplomat merasa aman saat bekerja. Ini saat menjalankan tugas luhur. Mereka adalah duta bangsa sejati.

Tragedi ini menjadi cermin bagi kita semua. Merefleksikan kembali pentingnya setiap nyawa. Keselamatan setiap individu menjadi prioritas. Terutama mereka yang berjuang keras. Di medan diplomasi yang penuh tantangan. Ini adalah pelajaran pahit namun penting.

Keadilan bagi Zetro harus ditegakkan. Pelaku harus menerima hukuman setimpal. Ini akan menjadi pesan kuat kepada dunia. Bahwa Indonesia tidak akan tinggal diam. Ketika warganya diserang atau dilukai.

Protokol keamanan perlu ditinjau ulang secara berkala. Pembaruan prosedur darurat yang relevan. Pelatihan intensif bagi personel. Terutama yang bertugas di area berisiko tinggi. Ini adalah langkah krusial yang tidak bisa ditunda.

Meskipun duka menyelimuti seluruh jajaran, semangat tidak boleh padam. Kementerian Luar Negeri tetap harus kuat. Melanjutkan misi diplomasi bangsa. Dengan kewaspadaan lebih tinggi lagi. Dan komitmen tanpa batas untuk negara.

Perlindungan diplomat adalah tanggung jawab kolektif. Dari pemerintah, parlemen, hingga masyarakat luas. Semua harus mendukung mereka sepenuhnya. Agar mereka dapat bekerja optimal dan aman. Tanpa bayang-bayang ketakutan.

Kepergian Zetro adalah pengingat yang pilu. Bahwa harga sebuah pengabdian seringkali mahal. Namun, bangsa ini akan terus maju dengan gagah. Dengan tekad melindungi para pahlawan diplomatik. Semoga damai menyertai Zetro dalam peristirahatan abadi.

Setiap diplomat adalah perpanjangan tangan negara. Mereka membawa harapan dan citra Indonesia. Keamanan mereka adalah investasi. Untuk kelancaran diplomasi bangsa. Serta menjaga martabat di mata dunia.

Rasa empati dan dukungan harus mengalir deras. Tidak hanya kepada keluarga yang ditinggalkan. Namun juga kepada seluruh korps diplomatik. Mereka menghadapi risiko yang tak terlihat. Demi kepentingan bangsa dan negara.

Seruan untuk bertindak lebih cepat. Tidak hanya berhenti pada janji. Implementasi nyata dari kebijakan keamanan. Ini adalah harapan yang harus diwujudkan. Demi menjamin masa depan diplomat.

Kasus Zetro akan meninggalkan jejak mendalam. Sebagai pelajaran berharga. Betapa pentingnya persiapan matang. Untuk menghadapi setiap ancaman. Di setiap sudut dunia yang berbeda.

Share This Article