ap – Minggu malam, ketenangan Sumatra Barat dikejutkan. Gunung Marapi, sebuah gunung berapi aktif yang membentang di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, kembali menunjukkan aktivitasnya yang tak terduga. Erupsi hebat melanda, memecah keheningan malam dan menarik perhatian luas.
Dari puncaknya yang agung, kolom abu membumbung tinggi. Mencapai ketinggian dramatis 1,2 kilometer di atas kawah, memvisualisasikan kekuatan alam yang tak terbantahkan. Pemandangan kelabu itu menjadi penanda, Gunung Marapi kembali bergolak.
Peristiwa letusan ini terjadi pada Minggu malam, tanggal 7 September. Sebuah tanggal yang kini tercatat dalam sejarah geologi regional. Kegelisahan mulai menyelimuti, di tengah upaya mitigasi bencana yang terus digalakkan oleh otoritas setempat.
Pos Gunung Api (PGA) melaporkan, erupsi itu terjadi sekitar pukul 20.00 WIB. Durasi letusan terbilang singkat, berlangsung kurang dari satu menit. Namun dampaknya terasa nyata, menyebarkan abu vulkanik ke lingkungan sekitar.
Laporan dari PGA setempat juga menyebutkan detail penting lainnya. Kolom abu yang terbentuk berwarna kelabu pekat, dengan intensitas tebal yang jelas terlihat. Arah condongnya mengarah ke timur laut, menunjukkan sebaran material vulkanik.
Kondisi terkini Gunung Marapi masih ditetapkan pada status Waspada, atau Level II. Ini bukan status yang bisa diabaikan. Ini adalah sebuah peringatan serius bagi masyarakat dan pengunjung di sekitar area pegunungan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dengan sigap mengeluarkan sejumlah rekomendasi krusial. Tujuannya jelas, untuk menjaga keselamatan jiwa dari potensi bahaya erupsi yang berkelanjutan.
Salah satu rekomendasi utama adalah larangan tegas. Masyarakat, wisatawan, atau pengunjung dilarang keras berkegiatan di dalam radius tiga kilometer. Zona ini adalah area terlarang dari pusat aktivitas Kawah Verbeek.
Radius tiga kilometer tersebut adalah zona bahaya. Aktivitas di dalamnya sangat berisiko tinggi terhadap jatuhan material vulkanik. PVMBG menekankan pentingnya kepatuhan terhadap larangan ini demi keselamatan bersama.
Namun, ancaman tidak berhenti pada abu vulkanik dan jatuhan material. PVMBG juga mengingatkan adanya potensi ancaman lain yang tak kalah serius. Yakni potensi lahar dingin yang membayangi di musim hujan.
Ancaman lahar dingin ini, menurut PVMBG, sangat relevan. Terutama bagi masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai. Sungai-sungai tersebut berhulu langsung dari puncak gunung api, membawa risiko besar.
Peringatan ini patut mendapat perhatian ekstra. Terutama saat terjadi hujan lebat atau memasuki musim hujan. Air hujan dapat dengan cepat mengikis dan mengangkut material vulkanik longgar dari lereng gunung.
Material longsoran ini kemudian bercampur dengan air hujan. Mengalir deras menjadi banjir lahar dingin yang destruktif. Kekuatan lahar dingin ini dapat menghanyutkan apa saja yang dilaluinya, dari pepohonan hingga bangunan.
Petugas PGA Gunung Marapi, Ahmad Rifandi, memberikan detail lebih lanjut. “Terjadi erupsi pukul 20:16 WIB,” ujarnya di Padang pada Minggu malam. Ini mengkonfirmasi waktu persis kejadian.
Letusan itu terekam jelas di seismogram. Dengan amplitudo maksimum mencapai 30,4 milimeter. Ini menunjukkan energi yang dilepaskan selama erupsi cukup signifikan, meskipun berdurasi singkat.
Ahmad Rifandi juga menambahkan, durasi letusan tercatat sekitar 54 detik. Sebuah rentang waktu singkat namun cukup kuat untuk memicu kolom abu setinggi 1,2 kilometer. Ini adalah data penting bagi analisis lebih lanjut.
Selain itu, Ahmad Rifandi juga mengimbau masyarakat untuk mengambil langkah pencegahan. Masyarakat diminta untuk memakai masker. Terutama apabila terjadi hujan abu di wilayah tempat tinggal mereka.
Penggunaan masker sangat penting untuk melindungi saluran pernapasan. Abu vulkanik halus dapat menyebabkan iritasi. Bahkan masalah pernapasan serius jika terhirup dalam jumlah banyak.
PGA bersama PVMBG terus-menerus mengingatkan. Adanya tumpukan material vulkanik akibat letusan gunung api ini adalah faktor risiko besar. Tumpukan material ini menjadi sumber potensial lahar dingin.
Tumpukan material ini, saat berinteraksi dengan aliran air, dapat dengan mudah terbawa. Sewaktu-waktu berpotensi menyebabkan terjadinya banjir lahar dingin yang mematikan. Peringatan ini disampaikan secara berkelanjutan.
Kondisi semacam ini tidak bisa diabaikan. PVMBG menegaskan, karena sangat rentan dan berbahaya. Terutama saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah pegunungan.
Hujan deras mempercepat proses pembentukan lahar dingin. Meningkatkan volume air dan kapasitas angkut material. Ini menjadi skenario paling berbahaya bagi daerah aliran sungai di kaki Marapi.
Hal yang paling mungkin terjadi, dan sangat ditakuti, adalah banjir lahar dingin yang memakan korban. Seperti peristiwa tragis yang terjadi pada 11 Mei 2024 lalu. Kejadian itu menelan puluhan korban jiwa.
Peristiwa 11 Mei 2024 menjadi pengingat pahit. Bahaya lahar dingin bukanlah ancaman kosong. Itu adalah realitas mematikan yang bisa terjadi kapan saja, terutama di musim hujan yang intens.
Oleh karena itu, kewaspadaan adalah kunci utama. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti arahan dari petugas. Kepatuhan terhadap larangan dan rekomendasi menjadi prioritas utama untuk keselamatan.
Informasi terkini dari PGA dan PVMBG harus selalu menjadi acuan. Pihak berwenang terus memantau aktivitas gunung. Mereka siap memberikan peringatan dini jika ada perubahan kondisi signifikan.
Erupsi Gunung Marapi pada Minggu malam ini adalah pengingat. Alam memiliki kekuatannya sendiri. Namun dengan kewaspadaan dan tindakan pencegahan yang tepat, risiko dapat diminimalisir.
Mari bersama-sama menjaga keselamatan. Selalu waspada terhadap potensi bencana alam. Serta patuhi semua instruksi dari pihak berwenang. Demi keamanan bersama di sekitar Gunung Marapi.
