Indonesia, pada tanggal 27 Oktober 2025, merayakan Hari Listrik Nasional (HLN) ke-80. Peringatan ini menjadi momen bersejarah untuk mengenang tonggak nasionalisasi perusahaan listrik dan gas, sekaligus merefleksikan perjalanan panjang bangsa dalam membangun kedaulatan energi. PT PLN (Persero) menyemarakkan perayaan ini dengan berbagai program, termasuk promo khusus dan kegiatan sosial yang bertujuan menerangi pelosok negeri.
Sejarah kelistrikan di Indonesia berawal pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mulai membangun pembangkit listrik untuk kebutuhan industri dan sebagian kecil masyarakat. Dominasi asing ini berlanjut hingga masa pendudukan Jepang selama Perang Dunia II, di mana perusahaan-perusahaan listrik dan gas dikuasai oleh penjajah.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, semangat kebangsaan membara di seluruh penjuru tanah air. Para pemuda dan buruh listrik Indonesia menunjukkan keberanian luar biasa dengan mengambil alih perusahaan-perusahaan listrik dan gas yang sebelumnya dikuasai Jepang. Tindakan heroik ini bukan hanya upaya pengambilalihan aset, melainkan simbol nyata perjuangan untuk menegakkan kedaulatan dan kemandirian bangsa di sektor energi.
Menindaklanjuti semangat perjuangan tersebut, Pemerintah Republik Indonesia secara resmi membentuk Jawatan Listrik dan Gas pada tanggal 27 Oktober 1945. Pembentukan ini didasarkan pada Penetapan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1945, menempatkan jawatan tersebut di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga. Momen ini kemudian diakui sebagai cikal bakal berdirinya Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan menjadi penanda penting kemandirian energi nasional.
Sejak saat itu, tanggal 27 Oktober secara resmi ditetapkan sebagai Hari Listrik Nasional. Peringatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi merupakan penghormatan atas dedikasi dan semangat perjuangan para pendahulu dalam menghadirkan terang bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada perayaan HLN ke-80 tahun 2025 ini, PLN mengusung tema \
