Helikopter PK IWS Ditemukan di Mimika, Evakuasi Tertunda Cuaca Buruk

7 Min Read

ap – Tim pencarian akhirnya menemukan lokasi jatuhnya helikopter PK IWS milik PT Intan Angkasa. Helikopter nahas itu berada di wilayah Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

Namun, proses evakuasi empat orang korban belum bisa dilakukan. Cuaca buruk dan kondisi medan yang ekstrem menjadi penghalang utama bagi tim SAR.

Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii membenarkan kabar penemuan tersebut. Ia menjelaskan, operasi evakuasi baru bisa dimulai Kamis (11/9) pagi besok.

Penundaan ini diambil demi keselamatan tim penyelamat dan efektivitas operasi. Kondisi cuaca pada Rabu (10/9) ini dinilai tidak memungkinkan untuk penerbangan atau pergerakan di lokasi.

Syafii menerangkan, lokasi jatuhnya helikopter berada di sekitar pegunungan daerah Jila. Kontur tanah di sana sangat curam dan menantang.

“Mengingat kondisi cuaca hari ini tidak mendukung atau kurang baik,” kata Syafii dalam keterangan kepada wartawan. Ia melanjutkan, “maka rencana evakuasi akan dilakukan esok hari tanggal 11 September 2025 mulai pukul 05.30 WIT.”

Penemuan bangkai helikopter ini membawa sedikit kelegaan di tengah kekhawatiran yang melanda. Sebelumnya, helikopter PK IWS hilang kontak saat menjalankan misi penting.

Helikopter itu diketahui mengangkut logistik menuju daerah pedalaman Papua. Misi ini adalah bagian dari dukungan vital bagi masyarakat di wilayah terpencil.

Keempat orang di dalam helikopter, termasuk pilot, kini menjadi fokus utama. Tim penyelamat bertekad untuk segera mengevakuasi mereka.

Pencarian melibatkan berbagai pihak, termasuk tim dari PT Intan Angkasa sendiri. Mereka menggunakan helikopter lain, yaitu PK IWD, dalam upaya pencarian ini.

Helikopter PK IWD adalah yang pertama kali mendapati lokasi. Penemuan ini menjadi titik terang setelah beberapa waktu pencarian intensif.

Lokasi jatuhnya helikopter ditemukan di area yang sulit dijangkau. Ketinggian dan medan terjal menambah kompleksitas operasi penyelamatan.

Kondisi cuaca buruk memang menjadi musuh utama di wilayah Papua. Angin kencang, hujan deras, dan awan tebal seringkali menghambat aktivitas penerbangan.

Inilah yang juga menjadi penyebab terputusnya komunikasi helikopter PK IWS sebelumnya. Pilot berjuang di tengah kondisi atmosfer yang ekstrem.

Operasi SAR gabungan telah disiapkan secara matang. Basarnas memimpin koordinasi dengan melibatkan personel dari TNI dan Polri.

Malam ini, tim SAR sibuk mempersiapkan segala kebutuhan. Peralatan evakuasi, perlengkapan komunikasi, dan logistik pendukung lainnya disiapkan dengan cermat.

Koordinasi juga dilakukan dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Hal ini untuk mendapatkan prakiraan cuaca paling akurat untuk esok hari.

Informasi cuaca sangat krusial bagi keberhasilan operasi evakuasi. Kondisi aman harus dipastikan sebelum tim bergerak ke lokasi.

Syafii menambahkan, PT Intan Angkasa akan mendatangkan helikopter tambahan. Heli dari Nabire ini memiliki kapasitas angkut yang lebih besar.

Kedatangan heli berkapasitas besar ini bertujuan untuk mempercepat proses evakuasi. Setiap detik sangat berharga dalam operasi penyelamatan seperti ini.

Sebelumnya diberitakan, helikopter PK IWS hilang kontak dalam perjalanan. Helikopter itu mengangkut empat orang saat insiden terjadi.

Misi pengangkutan logistik ke daerah pedalaman menjadi tugasnya. Namun, di tengah perjalanan, komunikasi tiba-tiba terputus.

Syafii menjelaskan kronologi hilangnya kontak tersebut. Helikopter PK IWS terbang bersama helikopter PK IWD dari Illaga menuju Timika.

Kedua helikopter ini bertolak dengan selisih waktu yang sangat tipis. Jarak antara keberangkatan mereka sekitar 5 hingga 10 menit.

Saat di udara, kedua pilot masih saling berkomunikasi. Namun, kondisi cuaca yang memburuk membuat komunikasi menjadi terputus-putus.

“Cuaca saat itu kurang baik, karena adanya angin kencang, hujan dan awan tebal,” terang Syafii. Ini menjadi penyebab utama gangguan komunikasi.

Akibatnya, komunikasi antara kedua helikopter terputus. Kondisi ini memicu kekhawatiran serius bagi tim pengendali di darat.

Helikopter PK IWD berhasil mendarat dengan selamat di Timika. Namun, nasib PK IWS masih menjadi misteri pada saat itu.

Helikopter PK IWS terakhir kali kehilangan kontak di sekitar koordinat 4°6’1.67″ S – 137°39’44.73″ E. Lokasi ini berjarak sekitar 7,8 nautical mile dari bandara Ilaga.

Ketinggian terakhir yang tercatat adalah 11.000 kaki. Data ini menjadi petunjuk awal bagi tim pencari untuk menyisir area.

Medan pegunungan Jila yang curam menambah tingkat kesulitan pencarian. Hutan lebat dan lembah dalam membuat visibilitas sangat terbatas.

Tim SAR tidak menyerah meski menghadapi tantangan berat. Mereka mengerahkan segala upaya untuk menemukan keberadaan helikopter dan penumpangnya.

Penemuan lokasi ini adalah langkah besar. Kini, fokus beralih sepenuhnya pada misi penyelamatan yang mendesak.

Tim gabungan bekerja tanpa henti menyiapkan segala kebutuhan. Mereka memahami pentingnya kecepatan dan ketepatan dalam operasi ini.

Semoga cuaca di Papua Tengah membaik esok hari. Kelancaran operasi evakuasi sangat bergantung pada kondisi alam.

Keluarga korban menanti dengan harap-harap cemas. Doa dan dukungan mengalir untuk keberhasilan tim SAR.

Basarnas dan seluruh elemen SAR berkomitmen penuh. Mereka akan memastikan proses evakuasi berjalan aman dan sukses.

Fokus utama adalah mengevakuasi empat orang korban secepat mungkin. Nyawa adalah prioritas tertinggi dalam operasi ini.

Setiap detail kecil diperhatikan dalam perencanaan. Tim tidak ingin mengambil risiko yang tidak perlu di medan sulit ini.

Persiapan matang diharapkan dapat mengatasi segala kendala. Keahlian dan pengalaman tim SAR akan diuji di lapangan.

Waktu 05.30 WIT ditetapkan sebagai jam keberangkatan. Cahaya fajar akan menjadi saksi dimulainya misi krusial ini.

Seluruh personel SAR berada dalam kondisi siaga penuh. Mereka siap menghadapi medan dan cuaca yang tidak menentu.

Harapan besar disematkan pada operasi esok hari. Semoga seluruh korban dapat segera dievakuasi dengan selamat.

Insiden ini mengingatkan akan bahaya penerbangan di wilayah pegunungan Papua. Faktor alam selalu menjadi tantangan serius.

Pentingnya koordinasi antarlembaga terlihat jelas di sini. Kolaborasi Basarnas, TNI, Polri, dan swasta sangat vital.

PT Intan Angkasa juga menunjukkan komitmennya. Mereka berpartisipasi aktif dalam pencarian dan menyediakan dukungan logistik.

Masyarakat diharapkan terus memantau informasi resmi. Segala perkembangan akan disampaikan secara transparan.

Kini, semua mata tertuju pada Kamis pagi. Misi evakuasi di Mimika akan menjadi babak krusial berikutnya.

Perencanaan yang cermat telah dilakukan. Kini tinggal menunggu cuaca berpihak pada para penyelamat.

Tim penyelamat adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan orang lain.

Share This Article