ap – Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengambil langkah strategis. Ia secara resmi membentuk Tim Transformasi Reformasi Polri. Ini adalah upaya serius untuk memastikan akuntabilitas institusi. Institusi kepolisian diharapkan semakin responsif terhadap tuntutan publik.
Langkah ini menjadi manifestasi dari tanggung jawab dan akuntabilitas. Kapolri telah memerintahkan staf dan seluruh jajarannya. Demikian disampaikan Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko. Beliau adalah Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri.
Pernyataan itu disampaikan di Jakarta pada hari Senin. Pembentukan tim ini bukan tanpa dasar hukum. Ia tertuang dalam sebuah Surat Perintah (Sprin) resmi. Sprin tersebut bernomor Sprin/2749/IX/TUK.2.1/2025.
Surat perintah itu ditandatangani langsung oleh Kapolri. Penandatanganan dilakukan pada tanggal 17 September 2025. Tanggal tersebut menunjukkan urgensi dan komitmen pimpinan institusi. Ini adalah langkah maju yang jelas.
Trunoyudo menegaskan Sprin ini adalah tindak lanjut dari upaya Polri. Polri berupaya keras mengelola transformasi internal. Pendekatan yang diambil adalah sistematis dan terencana. Transformasi ini sangat penting bagi masa depan Polri.
Upaya ini melibatkan kerja sama erat dan terstruktur. Polri akan bersinergi dengan pemerintah. Juga dengan berbagai stakeholders atau pemangku kepentingan terkait. Keterlibatan banyak pihak akan memperkuat hasil.
Transformasi institusi menjadi tujuan utama yang hendak dicapai. Harapannya, proses ini akan mempercepat akselerasi perubahan Polri. Tentu saja, ini dilakukan sesuai dengan harapan seluruh lapisan masyarakat. Polri harus lebih dekat dengan rakyat.
Proses reformasi ini bersifat mendasar dan komprehensif. Cakupannya sangat luas, tidak hanya di satu bagian. Ini bukan perubahan parsial, melainkan perubahan menyeluruh. Setiap elemen Polri akan terlibat.
Reformasi akan melibatkan seluruh satuan kerja kepolisian. Tidak hanya itu, seluruh wilayah hukum juga akan terlibat aktif. Ini memastikan reformasi berjalan merata. Tidak ada yang tertinggal dalam proses ini.
Landasan visi strategis menjadi pegangan kuat. Reformasi mengacu pada Grand Strategy Polri 2025-2045. Ini menunjukkan perencanaan jangka panjang yang matang. Visi ini adalah peta jalan Polri ke depan.
Tim reformasi ini memiliki kekuatan personel yang signifikan. Totalnya terdapat 52 perwira yang terlibat aktif. Mereka terdiri dari perwira tinggi dan perwira menengah. Setiap anggota memiliki peran penting.
Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo memegang peran sentral. Beliau bertindak sebagai pelindung tim. Ini menunjukkan dukungan penuh dan arahan langsung dari pucuk pimpinan. Komitmen Kapolri sangat jelas.
Sementara itu, Wakapolri Komjen Pol. Dedi Prasetyo ditunjuk. Ia mengemban tugas sebagai penasihat. Kehadirannya memberikan arah strategis dan panduan. Pengalamannya sangat dibutuhkan.
Ketua tim reformasi juga telah ditetapkan. Adalah Kalemdiklat Polri Komjen Pol. Chryshnanda Dwilaksana. Beliau adalah perwira tinggi yang memiliki kredibilitas dan pengalaman. Kepemimpinannya akan menentukan arah.
Pembentukan tim ini tidak dapat dilepaskan dari konteks yang lebih luas. Ada inisiatif penting yang melatarinya. Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto telah mengambil langkah. Ini adalah bagian dari agenda nasional.
Presiden Prabowo melantik Jenderal (HOR) Ahmad Dofiri. Beliau kini menjabat sebagai Penasihat Khusus Presiden. Bidangnya adalah Keamanan, Ketertiban Masyarakat, dan Reformasi Kepolisian. Penunjukan ini strategis.
Pengangkatan Dofiri sejalan dengan inisiatif Presiden. Presiden Prabowo sedang mempersiapkan Keputusan Presiden (Keppres). Keppres tersebut terkait pembentukan Komisi Reformasi Polri. Ini menunjukkan keseriusan negara.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi angkat bicara. Ia menjelaskan latar belakang pembentukan tim ini. Penjelasannya memberikan perspektif dari pemerintah. Ini adalah respons terhadap kebutuhan.
Tujuan utamanya adalah melakukan evaluasi mendalam. Juga perbaikan kinerja di institusi kepolisian. Serta peningkatan pelayanan kepada seluruh masyarakat. Ini demi Polri yang lebih baik dan profesional.
Keinginan Presiden sangat jelas dan tulus. Ia menyatakan sangat mencintai institusi kepolisian. Namun, ia juga melihat ada beberapa hal yang mungkin perlu perbaikan. Perbaikan itu adalah keniscayaan.
Evaluasi dan perbaikan adalah hal yang biasa dalam organisasi. Ini berlaku untuk seluruh institusi negara. Sesuai arahan Presiden untuk terus berbenah. Polri tidak terkecuali dalam semangat ini.
Tujuannya adalah memperkuat profesionalisme Polri secara menyeluruh. Ini demi kualitas layanan yang lebih baik. Polri harus terus beradaptasi dan berkembang. Polri yang profesional adalah dambaan bangsa.
Langkah-langkah reformasi ini sangat diharapkan. Ia akan meningkatkan kepercayaan publik secara signifikan. Polri harus menjadi institusi yang lebih transparan. Transparansi adalah kunci integritas.
Masa depan Polri yang ideal bergantung pada keseriusan ini. Transformasi adalah kunci menuju Polri yang modern. Juga Polri yang responsif terhadap setiap tantangan zaman. Inilah harapan terbesar bangsa.
Komitmen terhadap perubahan adalah mutlak dan tak terelakkan. Seluruh jajaran Polri diminta berpartisipasi aktif. Ini demi kemajuan bersama dan reputasi institusi. Setiap individu memiliki peran.
Pada akhirnya, reformasi ini ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat. Polri yang profesional akan mampu melayani lebih baik. Keamanan dan ketertiban menjadi prioritas utama. Ini adalah fondasi kemajuan.
Sinergi antara internal Polri, pemerintah, dan masyarakat sangat penting. Ini akan mempercepat pencapaian tujuan reformasi. Kolaborasi adalah kunci keberhasilan. Semua pihak harus bersatu.
Masyarakat menantikan hasil nyata dari upaya besar ini. Polri yang bersih dan akuntabel adalah dambaan semua. Harapan ini harus dijawab dengan tindakan nyata. Perubahan harus terasa dampaknya.
Tim reformasi ini membangun fondasi baru dan kokoh. Fondasi untuk institusi yang lebih kuat dan terpercaya. Untuk Indonesia yang lebih baik dan aman. Inilah warisan reformasi.
