Menko PMK Dorong Bahasa Isyarat Masuk Kurikulum Pendidikan Nasional

6 Min Read

ap – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyerukan langkah revolusioner. Ia mendorong integrasi bahasa isyarat ke dalam kurikulum pendidikan nasional. Langkah ini bertujuan menciptakan Indonesia yang lebih inklusif.

Pratikno menekankan pentingnya inisiatif ini. Terutama bagi anak-anak Indonesia yang menghadapi kesulitan pendengaran. Penguasaan bahasa isyarat menjadi kunci.

Data menunjukkan banyak anak mengalami hambatan bicara atau pendengaran. Tanpa alat komunikasi yang memadai, mereka terisolasi. Dunia sekitar menjadi sulit dijangkau.

“Kalau tidak bisa berkomunikasi dengan dunia sekitarnya,” kata Pratikno, “maka anak atau orang dewasa sekalipun akan terisolasi.” Pernyataan ini disampaikan pada Kamis (28/8/2025). Ia berbicara kepada para wartawan.

Isolasi berdampak luas. Individu kesulitan menyerap pengetahuan. Mereka juga tidak mudah mengembangkan diri. Hambatan ini berlanjut ke dunia kerja.

“Mengalami kesulitan untuk bekerja,” jelas Pratikno. “Bahkan juga tentu saja mengalami kesulitan untuk berkontribusi.” Ini merupakan gambaran nyata. Kondisi yang harus diatasi segera.

Penguasaan bahasa isyarat bukan hanya krusial bagi kawan tuli. Melainkan juga seluruh lapisan masyarakat. Demikian disampaikan Menko PMK. Ini adalah kebutuhan bersama.

“Supaya yang tidak ada keterbatasan dengan pendengaran dan wicara juga bisa berkomunikasi,” ujarnya. Tujuannya adalah menjembatani komunikasi. Antara yang memiliki dan tidak memiliki keterbatasan.

Pratikno menganalogikan pentingnya bahasa isyarat. Ia membandingkannya dengan peran Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia telah menyatukan lebih dari 700 bahasa daerah.

Bahasa isyarat, menurutnya, memiliki fungsi serupa. Ia berfungsi sebagai bahasa pemersatu. Khususnya bagi komunitas tuli di Indonesia. Mereka seringkali terpinggirkan.

Komunitas tuli kerap terisolasi. Terpisah dari masyarakat luas. Bahasa isyarat dapat menjadi jembatan penghubung. Membangun pemahaman dan aksesibilitas.

Pemerintah berkomitmen penuh. Melalui program “Semua Setara”, mereka mendorong penguatan bahasa isyarat. Ini merupakan bagian dari agenda nasional.

Inisiatif ini bertujuan inklusivitas. Memastikan setiap warga negara memiliki hak setara. Termasuk dalam akses informasi dan pendidikan.

Pratikno secara tegas mendorong. Materi bahasa isyarat harus jadi bagian kurikulum. Mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga menengah. Bahkan perguruan tinggi.

Integrasi ini diharapkan membawa dampak besar. Calon guru akan dibekali pengetahuan tambahan. Mereka siap mengajar dengan metode inklusif.

Ini juga akan meningkatkan komunikasi. Antar berbagai lapisan masyarakat. Menghapus batasan yang selama ini ada. Membangun pengertian bersama.

Dukungan berbagai pihak sangat vital. Menko PMK menyampaikan apresiasi. Kepada Komisi Nasional Disabilitas (KND) atas peran aktifnya.

Perusahaan swasta juga turut berpartisipasi. Astra menjadi salah satu pendukung utama. Mereka berkontribusi dalam pelaksanaan program. Ini menunjukkan sinergi kuat.

“Terima kasih atas dukungan semua pihak,” ucap Pratikno. Ia menyoroti kolaborasi ini. Ini adalah kunci keberhasilan program “Semua Setara”.

Visi utama program ini jelas. “Tidak ada satu pun orang Indonesia,” tegas Pratikno. “Termasuk komunitas tuli dan tunawicara.” Mereka tidak boleh tereksklusi.

Eksklusi dari komunikasi harus dihindari. Juga dari pengembangan pengetahuan. Serta dari akses pelayanan publik. Ini adalah misi utama kegiatan tersebut.

Tujuan besar pemerintah adalah kesetaraan. Memastikan penyandang disabilitas mendapat hak yang sama. Terutama dalam bidang pendidikan dan akses sosial.

Bahasa isyarat bukan lagi sekadar alat komunikasi. Ia menjadi simbol persatuan. Menjadi jembatan empati. Membangun masyarakat yang saling menghargai.

Langkah ini menandai kemajuan signifikan. Menuju pembangunan manusia yang holistik. Mencakup seluruh elemen bangsa. Tanpa terkecuali.

Diharapkan, kurikulum baru ini segera terwujud. Generasi mendatang akan tumbuh dengan pemahaman lebih. Mereka akan lebih peka terhadap keberagaman.

Penguasaan bahasa isyarat di kalangan luas. Akan membuka banyak pintu. Bagi individu dengan kesulitan pendengaran. Kesempatan mereka akan semakin terbuka.

Mereka akan lebih mudah mengakses informasi. Lebih mudah berinteraksi sosial. Lebih mudah pula berpartisipasi aktif. Dalam berbagai aspek kehidupan.

Pendidikan yang inklusif adalah fondasi kuat. Untuk masyarakat yang adil dan setara. Di mana setiap suara dihargai. Termasuk suara yang diisyaratkan.

Inisiatif Menko PMK ini patut diapresiasi. Ini adalah langkah nyata pemerintah. Menuju Indonesia yang lebih ramah disabilitas. Lebih manusiawi.

Momentum ini harus dijaga. Dukungan berkelanjutan dari semua pihak dibutuhkan. Agar visi “Semua Setara” menjadi kenyataan. Bukan hanya sekadar wacana.

Perubahan kurikulum membutuhkan persiapan matang. Pelatihan guru juga sangat esensial. Mereka harus siap mengadopsi materi baru. Dengan kompetensi yang memadai.

Materi bahasa isyarat harus dirancang efektif. Mudah dipahami oleh siswa. Menarik untuk dipelajari. Sehingga tujuannya tercapai maksimal.

Edukasi publik juga perlu digalakkan. Pentingnya bahasa isyarat harus dipahami semua. Bukan hanya di sekolah, tetapi di masyarakat luas.

Dengan demikian, lingkungan sosial akan mendukung. Individu tuli merasa diterima. Tidak ada lagi stigma. Atau hambatan komunikasi yang berarti.

Indonesia bergerak maju. Menuju peradaban yang menghargai. Setiap perbedaan. Setiap kemampuan. Demi kebaikan bersama.

Langkah ini adalah investasi jangka panjang. Untuk masa depan yang lebih cerah. Bagi seluruh anak bangsa. Termasuk mereka yang berkomunikasi dengan bahasa hati.

Komunitas tuli memiliki potensi luar biasa. Dengan akses yang tepat, mereka dapat berkontribusi signifikan. Bagi kemajuan bangsa.

Oleh karena itu, dorongan Menko PMK ini krusial. Ini bukan hanya tentang bahasa. Ini tentang hak asasi. Tentang martabat setiap individu.

Pemerintah berharap inisiatif ini sukses. Menjadi tonggak sejarah baru. Dalam pembangunan inklusif Indonesia.

Akhirnya, bahasa isyarat akan menjadi jembatan. Yang menghubungkan berbagai dunia. Menyatukan hati dan pikiran. Demi Indonesia yang lebih baik.

Share This Article