Misteri Pencurian Benda Bersejarah di Istana Siak: Dalih Kerasukan Arwah

6 Min Read

ap – Pasangan suami istri berinisial SN dan AM baru-baru ini diringkus aparat kepolisian. Keduanya terlibat kasus pencurian yang menggemparkan. Mereka mencuri sejumlah barang bersejarah. Lokasi pencurian adalah Istana Siak, Riau.

Dalih yang disampaikan pelaku tergolong tidak biasa. Mereka mengaku melakukan aksi itu karena dirasuki arwah. Pengakuan ini sontak menjadi perhatian publik. Kejadian ini menimbulkan banyak pertanyaan.

Kapolres Siak AKBP Eka Ariandy mengonfirmasi penangkapan tersebut. “Pengakuannya dia tidak sadar mengambil barang tersebut,” kata Kapolres Eka.

Pengakuan pelaku berlanjut pada klaim kerasukan. “Pengakuan dirasuki sama arwah datuk,” tambah AKBP Eka Ariandy. Pernyataan ini disampaikan pada Rabu (24/9/2025).

Kejadian tersebut tentu saja mengejutkan banyak pihak. Terutama bagi pengelola Istana Siak. Mereka tidak menyangka hal seperti itu bisa terjadi.

Effendi, Koordinator Istana Siak Sri Indrapura, turut angkat bicara. Ia membeberkan alasan lain yang diungkapkan oleh SN dan AM. Menurut Effendi, kedua pelaku mengaku mendapat bisikan ghaib.

Bisikan tersebut dianggap sebagai perintah. Mereka meyakini bisikan itu terkait keberadaan benda bersejarah. Bisikan itu datang dari Istana Siak itu sendiri.

“Katanya ada bisikan ‘tidak semua benda bersejarah harus di Istana Siak’,” jelas Effendi. Ini menjadi inti dari pengakuan pelaku. Mereka merasa mendapat izin gaib.

Bisikan itu menyarankan agar benda-benda tersebut dipindahkan. “Harus dibawa ke Bengkalis dan nanti kami kembalikan,” kata Effendi, mengutip pengakuan pelaku.

Pengakuan ini membuat pihak istana curiga. “Itu pengakuan dia, makanya kami lihat ada yang tidak beres,” lanjut Effendi. Akhirnya, kasus ini dibawa ke Polres Siak.

Barang-barang yang dicuri bukan benda sembarangan. Semuanya adalah benda bersejarah milik Kesultanan Siak. Nilai historisnya sangat tinggi. Kehilangan benda-benda ini merupakan kerugian besar.

Adapun benda-benda yang berhasil digondol meliputi tepak sirih dari tembaga. Ini adalah wadah tradisional untuk menyajikan sirih. Benda ini memiliki ukiran khas Melayu.

Selain itu, ada tempat pinang. Pinang adalah pelengkap dalam tradisi menyirih. Benda ini juga memiliki nilai seni tinggi. Materialnya kemungkinan juga dari logam mulia.

Ada pula tempat tembakau. Tembakau juga menjadi bagian dari tradisi masyarakat Melayu. Keberadaannya di istana menunjukkan statusnya sebagai barang penting.

Pelaku juga mencuri dua wadah lain. Wadah tersebut digunakan untuk bedak dingin. Satu lagi untuk kunyit. Keduanya adalah bagian dari perlengkapan kecantikan tradisional.

Terakhir, pelaku mengambil tempat bakar harum-haruman. Benda ini berfungsi sebagai pembakar dupa atau wewangian. Biasanya digunakan dalam upacara adat atau kegiatan istana.

Seluruh benda ini diambil dari Istana Peraduan. Istana Peraduan berlokasi tepat di samping istana utama. Tempat ini sering disebut sebagai rumah sultan.

Kejadian ini menyoroti kerentanan situs warisan. Barang-barang bersejarah seringkali menjadi target. Motifnya bisa beragam, dari ekonomi hingga hal-hal mistis.

Istana Siak Sri Indrapura sendiri adalah peninggalan Kesultanan Siak. Istana ini merupakan salah satu istana termegah di Indonesia. Dibangun pada tahun 1889.

Arsitekturnya memadukan gaya Melayu, Arab, dan Eropa. Istana ini menjadi saksi bisu kejayaan Kesultanan Siak. Mengandung banyak artefak bernilai sejarah tinggi.

Setiap benda di dalamnya memiliki cerita. Benda-benda itu adalah bukti nyata. Bukti peradaban dan budaya masa lalu. Kehilangan satu saja sudah merupakan kerugian.

Pengakuan kerasukan arwah menimbulkan banyak spekulasi. Apakah ini hanya alibi untuk menghindari jerat hukum? Atau memang ada kepercayaan kuat di balik tindakan mereka?

Dalam budaya Melayu, kepercayaan pada arwah leluhur memang kuat. Namun, menjadikannya alasan pencurian adalah hal yang baru. Ini tentu mengusik nalar.

Bisikan gaib yang mengarahkan pada pemindahan benda juga aneh. Mengapa harus dibawa ke Bengkalis? Lalu mengapa harus dikembalikan kemudian?

Pertanyaan-pertanyaan ini akan menjadi fokus penyelidikan. Polisi harus menelusuri motif sebenarnya. Mereka juga perlu memastikan tidak ada pihak lain yang terlibat.

Aspek keamanan di situs-situs bersejarah juga perlu dievaluasi. Kejadian ini menjadi peringatan. Pengawasan harus diperketat. Sistem keamanan perlu ditingkatkan.

Sebab, istana dan museum menyimpan kekayaan bangsa. Benda-benda ini adalah warisan tak ternilai. Mereka harus dilindungi dari tangan-tangan jahat.

Kejadian serupa tidak boleh terulang kembali. Pemerintah daerah dan pihak terkait harus bekerja sama. Mereka harus menjaga kelestarian situs warisan budaya.

Kasus pencurian di Istana Siak ini menyisakan pelajaran penting. Bahwa nilai sejarah tidak bisa diukur dengan uang. Keberadaannya harus dilestarikan untuk generasi mendatang.

Saat ini, SN dan AM masih dalam proses hukum. Barang bukti telah diamankan. Penyelidikan terus berjalan. Publik menanti kejelasan motif sebenarnya.

Apakah dalih kerasukan arwah itu benar? Atau hanya rekayasa pelaku? Semua akan terungkap. Kebenaran akan menemukan jalannya. Demi keadilan dan pelestarian sejarah bangsa.

Barang-barang bersejarah yang dicuri telah berhasil ditemukan. Ini adalah kabar baik. Namun, insiden ini tetap menjadi coretan hitam. Sebuah pengingat akan pentingnya menjaga warisan.

Istana Siak kembali utuh dengan koleksinya. Tetapi trauma pencurian ini akan tetap membekas. Menjadi pengingat bagi pengelola situs bersejarah lainnya di seluruh negeri.

Semoga kasus ini memberikan pelajaran berharga. Bahwa menjaga sejarah adalah tugas bersama. Bukan hanya aparat, melainkan juga seluruh lapisan masyarakat.

Share This Article