ap – Dusun Telaga, Desa Piru, Kecamatan Seram Bagian Barat, Maluku, diselimuti duka mendalam. Dua nyawa muda dilaporkan melayang dalam sebuah tragedi berdarah. Keduanya tewas ditikam secara brutal. Insiden ini terjadi usai acara pesta joget yang seharusnya penuh kegembiraan.
Peristiwa nahas itu mengejutkan warga setempat. Malam yang seharusnya tenang berubah mencekam. Kabar kematian dua warga menyebar cepat, menimbulkan keprihatinan luas.
Kepolisian setempat segera turun tangan. Kasat Reskrim Polres Seram Bagian Barat, AKP Idris Mukadar, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengonfirmasi adanya dua korban jiwa.
Identitas awal korban diketahui berinisial AR, berusia 25 tahun, dan MK, 26 tahun. Kedua pemuda itu ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Mereka menjadi korban penikaman sadis.
AKP Idris Mukadar menyatakan peristiwa ini terjadi pada Minggu malam. Tepatnya, tanggal 7 September, menjadi saksi bisu tragedi ini. Pelaku penikaman hingga kini masih belum teridentifikasi.
Pesta joget yang mendahului insiden maut tersebut digelar pada Sabtu malam. Acara hiburan itu bertempat di lapangan bola Dusun Telaga. Namun, euforia pesta berubah menjadi malapetaka.
“Iya benar,” ujar AKP Idris Mukadar, singkat. Pernyataan tersebut disampaikan pada hari Senin, 8 September. Penyelidikan mendalam pun segera dimulai.
Saat ini, kata AKP Idris Mukadar, pihak kepolisian masih terus bekerja keras. Proses penyelidikan intensif sedang berjalan. Petugas berupaya keras untuk mengungkap misteri di balik kematian tragis ini.
Tim kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Tindakan ini dilakukan untuk mengumpulkan bukti-bukti. Setiap petunjuk menjadi sangat berarti untuk kasus ini.
Petugas berharap bukti-bukti tersebut dapat mengarahkan kepada pelaku. Keadilan bagi para korban menjadi prioritas utama. Penyelidikan terus bergerak maju dengan segala upaya.
Berdasarkan informasi lebih lanjut, identitas lengkap korban terungkap. Mereka adalah Muhamad Kadafi, 29 tahun, dan Askar Rehalat, 25 tahun. Nama-nama ini memberikan gambaran yang lebih jelas.
Muhamad Kadafi adalah warga asli Dusun Telaga, Desa Piru. Ia ditemukan tewas di sebuah lorong. Lokasi penemuan Kadafi dekat dengan rumah seorang warga bernama La Ongo.
Tubuh Kadafi tergeletak tak bernyawa. Penemuan itu sontak menggemparkan warga sekitar. Rasa takut dan cemas menyelimuti lingkungan tempat tinggalnya.
Sementara itu, Askar Rehalat berasal dari Desa Liang. Desanya terletak di Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah. Ia datang ke Dusun Telaga untuk menghadiri pesta.
Askar ditemukan tewas di lokasi yang berbeda. Jasadnya ditemukan di belakang rumah seorang warga. Rumah tersebut milik La Domi, menambah daftar lokasi tragis.
Kedua lokasi penemuan korban berada tidak jauh satu sama lain. Hal ini menunjukkan insiden terjadi dalam radius yang sama. Penyelidikan berupaya menghubungkan kedua titik tersebut.
Sebelum meregang nyawa, Kadafi dan Askar memang diketahui menghadiri pesta joget itu. Pesta dimulai pada Sabtu, 6 September. Tepatnya sekitar pukul 03:00 WIT dini hari.
Suasana pesta pada awalnya tampak meriah. Musik berdentum, mengiringi tawa dan canda. Banyak warga muda berkumpul menikmati hiburan malam.
Namun, euforia itu tidak berlangsung lama. Kira-kira satu jam setelah pesta berjalan, suasana berubah panas. Sebuah perkelahian pecah di tengah keramaian.
Insiden adu jotos itu membuat pesta terhenti. Panitia dan warga berusaha melerai. Acara yang tadinya semarak pun terpaksa dihentikan secara paksa.
Perkelahian itu menjadi titik awal malapetaka. Meskipun pesta bubar, ketegangan masih terasa. Malam itu menyisakan tanda tanya besar dan kecemasan.
Beberapa jam kemudian, kabar duka muncul. Penemuan jasad Kadafi dan Askar mengejutkan semua pihak. Tidak ada yang menyangka pesta akan berakhir dengan nyawa melayang.
Saat ini, Dusun Telaga masih dalam suasana berkabung. Warga berharap pelaku segera terungkap. Mereka mendambakan keadilan bagi dua pemuda yang tewas tragis.
Polres Seram Bagian Barat berjanji akan menuntaskan kasus ini. Semua pihak diminta untuk bersabar. Proses hukum akan berjalan seadil-adilnya.
Kematian Kadafi dan Askar menjadi pengingat pahit. Sebuah pesta dapat berubah menjadi petaka. Kejadian ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan seluruh warga Maluku.
Penyelidikan akan terus dilakukan hingga tuntas. Petugas akan menggali setiap informasi. Mereka berkomitmen untuk membawa kejelasan atas tragedi ini.
Seluruh masyarakat menantikan hasil penyelidikan. Mereka berharap kebenaran segera terungkap. Keadilan harus ditegakkan untuk mengakhiri duka ini.
