ap – Selasa sore di Ternate diwarnai insiden mengejutkan. Plafon Bandara Sultan Babullah, fasilitas vital di Kota Ternate, Maluku Utara, tiba-tiba ambruk. Peristiwa dramatis ini terjadi sekitar pukul 15.30 WIT. Suara gemuruh memecah ketenangan sore itu.
Lokasi ambruknya plafon tepat di area pengantaran dan penjemputan penumpang. Seorang petugas bandara bernama Jain, yang menyaksikan langsung, membenarkan kejadian ini. Ia menjelaskan plafon runtuh secara mendadak.
Bencana kecil ini dipicu cuaca ekstrem yang melanda. Hujan lebat dengan intensitas tinggi disertai angin kencang menerjang wilayah bandara. Tekanan alam tak tertahankan oleh struktur bangunan.
Beruntung, saat insiden terjadi, kondisi bandara relatif sepi. Aktivitas penerbangan belum mencapai puncaknya. Mayoritas jadwal keberangkatan dan kedatangan baru akan berlangsung pada malam hari.
“Saat angin dan hujan untung penerbangan tidak ada sore tadi,” tutur Jain. Ia mengungkapkan rasa syukurnya. Keadaan sepi ini menjadi anugerah terselubung.
Material plafon yang jatuh berukuran cukup besar. Puing-puing berserakan di jalan. Petugas bandara segera dikerahkan ke lokasi. Evakuasi material dilakukan dengan cepat.
Kepala Bandara Udara Sultan Babullah, Sigi Budiarto, angkat bicara. Ia mengonfirmasi kondisi terminal telah berangsur normal. Petugas telah berjibaku menyingkirkan sisa-sisa bangunan.
“Alhamdulillah kondisi normal seperti biasanya,” ujar Sigi. Ia menegaskan tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Operasional bandara tidak terganggu secara signifikan.
Sigi Budiarto menjelaskan lebih detail. Ambruknya plafon akibat curah hujan tinggi. Hujan deras mengguyur wilayah pegunungan Ternate. Air mengalir dan tertampung di atas plafon.
Penumpukan air menambah beban struktur. Plafon tidak mampu lagi menahan berat air hujan. Akibatnya, ia ambruk secara tiba-tiba. Mekanisme ini memicu keruntuhan.
Estimasi Sigi, bagian plafon yang ambruk mencapai sekitar seratus meter. Ini adalah area yang cukup luas. Namun, keberuntungan tetap menyelimuti.
Meskipun tanpa korban jiwa, insiden ini sempat menimbulkan kepanikan. Beberapa petugas bandara merasakan ketegangan. Mereka khawatir akan dampak yang lebih besar.
Kapolsek Ternate Utara, Iptu Wahyuddin, turut membenarkan. Peristiwa ini terjadi di Kelurahan Akehuda. Lokasinya di Kecamatan Ternate Utara. Konfirmasi resmi dari kepolisian.
“Untuk korban jiwa tidak ada,” tegas Iptu Wahyuddin. Saat ini, pihaknya masih melakukan penyelidikan. Penyebab pasti insiden ini akan diusut tuntas.
Insiden ini menjadi pengingat penting. Infrastruktur publik harus selalu siap menghadapi cuaca ekstrem. Daya tahan bangunan vital harus diuji secara berkala. Keselamatan adalah prioritas utama.
Peristiwa ini juga menyoroti pentingnya pemeliharaan rutin. Drainase atap dan kekuatan struktur perlu diperiksa. Pencegahan selalu lebih baik daripada penanganan darurat.
Meskipun operasional pulih cepat, insiden ini mungkin meninggalkan jejak. Persepsi keamanan penumpang bisa sedikit terpengaruh. Transparansi informasi menjadi kunci.
Manajemen bandara diharapkan segera mengevaluasi menyeluruh. Langkah-langkah perbaikan dan mitigasi harus segera diambil. Memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali.
Ternate, dengan geografis pegunungan dan iklim tropisnya, rentan terhadap hujan deras. Angin kencang juga sering menyertai. Tantangan cuaca ini harus diperhitungkan dalam konstruksi.
Masyarakat Ternate juga menyoroti insiden ini. Banyak yang lega tidak ada korban jiwa. Namun, kekhawatiran tentang standar keamanan tetap ada. Ini menjadi bahan perbincangan.
Pembersihan puing telah selesai. Namun, pekerjaan rumah belum sepenuhnya tuntas. Ada evaluasi struktural yang perlu dilakukan secara mendalam. Kualitas material dan desain akan diperiksa.
Kepercayaan publik terhadap fasilitas bandara harus dijaga. Manajemen harus memberikan jaminan kuat. Langkah preventif konkret sangat dinantikan.
Mungkin ada peningkatan sistem drainase atap. Penguatan struktur plafon bisa menjadi pertimbangan. Teknologi deteksi dini risiko juga dapat diterapkan. Ini untuk masa depan yang lebih aman.
Koordinasi antara pihak bandara, BMKG, dan otoritas lokal sangat penting. Kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem harus ditingkatkan. Prosedur darurat perlu disosialisasikan.
Selasa sore itu akan teringat. Bukan karena penerbangan yang ramai. Melainkan karena ketegangan dan keberuntungan. Kisah tentang plafon yang ambruk.
Meski sempat terkejut, operasional bandara menunjukkan resiliensi. Aktivitas kembali normal. Ini bukti kesigapan tim di lapangan.
Keselamatan di bandara tetap menjadi prioritas utama. Insiden ini menegaskan komitmen untuk itu. Setiap detail akan diperiksa demi kenyamanan.
