Pria Pembakar Istri hingga Tewas Ditangkap, Dalih Cemburu Ternyata Kesal Mi Instan Tak Dibuat

6 Min Read

ap – Polisi berhasil menangkap MA (29), seorang pria yang tega membakar istrinya, Siti Nurkalisah (33), hingga tewas di Cakung, Jakarta Timur. Insiden tragis ini juga melukai ibu mertuanya, M.

Penangkapan MA terjadi dalam keadaan mengejutkan. Pelaku ditemukan sedang mengonsumsi narkoba di kamar mandi. Hal ini disampaikan oleh Kanit PPA Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKP Sri Yatmini.

“Dalam hal ini betul pada saat dilakukan penangkapan yang bersangkutan sedang mengkonsumsi narkotika di kamar mandi,” jelas AKP Sri Yatmini kepada wartawan pada Senin (22/9/2025).

Kasus penyalahgunaan narkoba yang dilakukan MA akan didalami secara terpisah oleh pihak kepolisian. Saat ini, MA telah resmi ditetapkan sebagai tersangka dan langsung ditahan.

MA dijerat dengan pasal berlapis yang menunjukkan seriusnya tindak kejahatan ini. Ia disangkakan melanggar Pasal 44 ayat 2 dan ayat 3 Undang-undang KDRT.

Selain itu, pelaku juga dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana. Pasal ini menegaskan niat jahat yang mendahului tindakan pembakaran.

Tidak hanya itu, MA juga terancam Pasal 351 ayat 2 dan ayat 3 KUHP. Pasal ini berkaitan dengan penganiayaan yang menyebabkan korban luka berat atau meninggal dunia.

Ancaman hukuman untuk MA sangat berat. “Dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup dan paling singkat 20 tahun,” tegas Sri Yatmini.

Peristiwa nahas yang merenggut nyawa Siti Nurkalisah terjadi pada Kamis (18/9) pagi. Kekerasan ini berujung pada penderitaan serius bagi korban.

Siti Nurkalisah sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis darurat. Kondisinya dilaporkan sangat kritis akibat luka bakar parah.

Namun, setelah beberapa hari berjuang, Siti Nurkalisah akhirnya dinyatakan meninggal dunia. Ia menghembuskan napas terakhir pada Minggu (21/9) pukul 07.30 WIB.

Selain istrinya, MA juga melakukan penganiayaan terhadap ibu mertuanya, M. Ibu korban mengalami luka-luka akibat tindakan brutal pelaku.

Dalam penyelidikan awal, MA sempat memberikan dalih bahwa tindakan keji itu dipicu oleh rasa cemburu. Namun, polisi mengungkap fakta yang sangat berbeda dan mengejutkan.

“Awalnya seolah-olah yang bersangkutan cemburu. Tapi dari pada keterangan saksi-saksi lain teman-teman dari pada korban, justru yang melakukan hal negatif adalah tersangka,” ungkap AKP Sri Yatmini.

Terungkap bahwa motif sebenarnya sangatlah sepele. MA ternyata kesal karena istrinya tidak segera membuatkan mi instan untuknya.

Pelaku merasa istrinya lebih asyik memainkan ponsel daripada menuruti permintaannya. Hal inilah yang memicu kemarahan gelap MA.

“Adapun modus daripada pelaku dalam hal ini tersangka kesal seolah-olah tidak merespons apa yang diminta tersangka kepada korban untuk membuatkan mi,” jelas Sri Yatmini.

“Kemudian alasan daripada tersangka, istrinya tidak segera membuatkan mi. Kemudian korban memainkan handphone,” tambahnya, merinci pemicu amarah pelaku.

Pada saat kejadian, percekcokan hebat terjadi antara MA dan Siti Nurkalisah. Perselisihan ini menjadi awal dari tragedi mengerikan tersebut.

Karena sering menjadi korban kekerasan, Siti Nurkalisah berusaha menyelamatkan diri. Ia lari menuju kamar ibunya, M, untuk mencari perlindungan.

Namun, MA tidak berhenti. Ketika ibunya berusaha melerai, pelaku malah datang dengan membawa botol plastik yang berisi tiner. Suasana semakin mencekam.

Siti Nurkalisah yang ketakutan mencoba bertanya, “Mau ngapain kamu?” Ia berharap suaminya akan mengurungkan niat jahatnya.

Namun, MA justru semakin brutal. Ia dengan ‘mengacungkan botol tiner itu’, menunjukkan ancaman serius. Siti Nurkalisah dalam keputusasaan bahkan menantang, “bakar saya, bakar saya.”

Tanpa ragu, MA melemparkan botol tiner itu langsung ke arah muka istrinya. Cairan berbahaya itu segera membasahi wajah Siti Nurkalisah.

Kengerian tidak berhenti di sana. Dengan sengaja, MA lalu memantik korek api. Api langsung menyambar dan membakar Siti Nurkalisah dengan luka parah.

“Mengakibatkan korban dalam hal ini mengalami luka bakar di muka yang luar biasa,” tutur Sri Yatmini, menggambarkan betapa kejamnya tindakan pelaku.

Setelah membakar istrinya, MA sempat berteriak-teriak seolah-olah ada kebakaran rumah. Ia mencoba mengelabui warga sekitar dengan sandiwara tersebut.

“Pada saat tersangka membakar korban, dia seolah-olah berteriak kepada warga bahwasanya ‘ada kebakaran, ada kebakaran’.”

Namun, Siti Nurkalisah yang saat itu masih bisa berbicara, menunjukkan kekuatan luar biasa di tengah penderitaannya. Dengan sisa tenaganya, ia mengungkapkan kebenaran.

“Namun korban dalam hal ini istrinya masih bisa bercakap dia menjelaskan bahwasanya telah dibakar oleh suaminya,” imbuh Sri Yatmini, mengungkapkan kesaksian Siti yang mengharukan.

Kesaksian Siti menjadi bukti kunci yang memperjelas duduk perkara. Pengakuan itu menyudahi segala upaya MA untuk menutupi kejahatannya.

Kini, MA harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di mata hukum. Proses hukum akan terus berjalan untuk memberikan keadilan bagi Siti Nurkalisah dan keluarganya.

Kasus ini menjadi peringatan keras akan bahaya kekerasan dalam rumah tangga. Motif sepele dapat berujung pada tragedi yang merenggut nyawa seseorang.

Pihak kepolisian berkomitmen untuk menuntaskan kasus ini. Penyelidikan mendalam akan dilakukan, termasuk terkait kasus narkoba yang juga melibatkan pelaku.

Kejadian ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban. Masyarakat berharap agar pelaku mendapatkan hukuman setimpal sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Kejadian tragis ini juga menyoroti urgensi penanganan masalah KDRT secara serius dan komprehensif oleh seluruh elemen masyarakat.

Kasus pembakaran ini adalah cerminan mengerikan dari kekerasan yang sering tersembunyi. Pentingnya untuk peka terhadap tanda-tanda KDRT tidak bisa diabaikan. Setiap tindakan kekerasan harus segera dilaporkan. Korban harus berani mencari bantuan. Masyarakat pun perlu lebih aktif dalam mencegah dan menindak KDRT. Kejadian ini harus menjadi momentum refleksi kolektif. Semoga Siti Nurkalisah beristirahat dengan tenang.

Share This Article