Rumah Diduga Milik Nafa Urbach di Bintaro Dijarah Massa Tak Dikenal

6 Min Read

ap – Ketenangan kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, mendadak terusik. Sebuah rumah mewah di sana menjadi saksi bisu aksi penjarahan tak terduga. Ratusan massa tak dikenal menyerbu, mencari rumah yang mereka duga adalah milik artis kondang Nafa Urbach.

Pemandangan di lokasi kejadian pada Minggu (31/8/2025) sangat memprihatinkan. Halaman rumah yang biasanya asri kini berantakan. Barang-barang berharga dan perabotan rumah tangga berserakan di tanah, ditinggalkan begitu saja oleh para pelaku.

Sebuah lemari kayu dengan ukiran klasik tergeletak miring. Tampak jelas upaya paksa untuk membawanya keluar. Kulkas berukuran besar juga ditemukan di teras, jauh dari tempat asalnya di dapur.

Tak hanya itu, sebuah treadmill untuk berolahraga juga berada di luar. Terhampar di antara puing-puing kecil yang menandakan kekacauan. Pemandangan ini menggambarkan betapa brutalnya aksi penjarahan yang terjadi.

Sebuah tulisan tangan yang mencolok menarik perhatian. Diletakkan di bagian depan rumah, pesan itu berbunyi: ‘rumah ini sudah dijarah’. Sebuah deklarasi berani dari para pelaku, menunjukkan keberhasilan aksi mereka.

Kondisi rumah itu sendiri terlihat kosong melompong. Tidak ada tanda-tanda penghuni di dalamnya. Kesunyian yang mencekam kini menyelimuti, kontras dengan keributan yang baru saja terjadi.

Syamsul, seorang satpam perumahan yang berjaga, menjadi saksi kunci. Ia menjelaskan duduk perkara sebenarnya. Menurutnya, rumah tersebut bukan sepenuhnya milik Nafa Urbach.

“Sebenarnya rumah ini bukan rumah Ibu Nafa, tapi mantan suaminya,” kata Syamsul dengan nada serius. Informasi ini sedikit meluruskan dugaan awal publik tentang pemilik sah properti.

Meski begitu, Syamsul membenarkan bahwa Nafa Urbach memang sering mengunjungi rumah itu. “Yang saya tahu ya,” tambahnya, membenarkan bahwa ada keterkaitan Nafa dengan lokasi kejadian.

Pada saat penjarahan terjadi, massa yang datang sangat spesifik. Mereka bertanya kepada Syamsul dan satpam lainnya tentang rumah Nafa Urbach. Menunjukkan bahwa target mereka sudah jelas dan terarah.

Massa datang bergerombol, jumlahnya sangat banyak. Mereka langsung menuju pos keamanan, menimbulkan rasa panik. Kekuatan yang tidak seimbang membuat para satpam tak berdaya menghadapi mereka.

“Bergerombol, tiba-tiba datang aja, rame-rame,” kenang Syamsul. Kedatangan mereka yang mendadak dan dalam jumlah besar membuat pihak keamanan terkejut dan sulit bereaksi.

Satpam yang bertugas hanya beberapa orang saja. “Dan tidak bisa membendung karena masanya sangat banyak,” ungkap Syamsul. Keterbatasan personel menjadi faktor utama kegagalan penghadangan.

Dengan terpaksa, para satpam akhirnya membiarkan massa masuk. Sebuah keputusan berat demi menghindari kemungkinan konflik fisik yang lebih parah. “Kita persilakan masuk,” kata Syamsul.

Syamsul menjelaskan, aksi penjarahan ini terjadi dalam dua gelombang. Gelombang pertama datang dengan jumlah yang lebih sedikit. Mereka bertindak seperti tim pengintai atau koordinator.

“Pertama itu beberapa orang aja. Beberapa orang dari pihak koordinator mereka,” jelas Syamsul. Mereka diduga memastikan target dan merencanakan serangan utama.

Setelah lokasi dipastikan, gelombang massa yang sesungguhnya pun datang. “Pas sudah tahu (lokasi rumah) langsung nyerbu,” tambah Syamsul. Sebuah koordinasi yang tampak terorganisir.

Estimasi jumlah massa pada gelombang kedua sangat mencengangkan. “Kira-kira (jumlah massa) 200-an lebih,” ujar Syamsul. Angka ini menunjukkan skala besar dari aksi penjarahan tersebut.

Para penjarah bukanlah warga lokal. Syamsul memastikan hal itu. “Asing. Kita nggak ada yang kenal, orang asing,” tuturnya, menekankan bahwa mereka tidak familiar dengan wajah-wajah tersebut.

Ciri-ciri fisik mereka juga disebutkan. Kebanyakan dari massa mengenakan masker. “Baju biasa semua, cuma pakai masker. Rata-rata pakai masker,” papar Syamsul. Sebuah upaya untuk menutupi identitas.

Motif di balik penjarahan yang menargetkan rumah ini masih menjadi teka-teki. Mengapa rumah yang dikaitkan dengan Nafa Urbach menjadi sasaran? Apa yang sebenarnya mereka cari?

Kejadian ini sontak menimbulkan keprihatinan di kalangan penghuni perumahan. Rasa aman yang selama ini dirasakan kini terkikis. Bagaimana mungkin ratusan orang bisa menerobos masuk tanpa terhentikan?

Pihak berwajib diharapkan segera melakukan penyelidikan mendalam. Identitas para pelaku dan motif mereka harus diungkap. Agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

Insiden di Bintaro ini menjadi sorotan nasional. Mengingat keterlibatan nama selebriti dan skala penjarahan yang tidak biasa. Sebuah kasus yang menuntut perhatian serius dari aparat keamanan.

Kisah ini menjadi peringatan bagi kita semua. Bahwa ancaman kejahatan bisa datang dalam berbagai bentuk. Dan terkadang, bahkan popularitas seseorang bisa menarik perhatian yang tidak diinginkan.

Barang-barang yang berserakan di halaman menjadi pengingat pahit. Sebuah lemari kayu, kulkas, hingga treadmill. Semuanya adalah saksi bisu dari malam mencekam di Tangerang Selatan.

Rumah kosong itu kini menyimpan misteri. Siapa mereka? Mengapa Nafa Urbach yang menjadi sasaran utama? Pertanyaan-pertanyaan ini akan terus menggantung hingga ada jawaban yang pasti.

Keberanian massa dalam melakukan aksi ini juga patut dicermati. Mereka tidak gentar meski berhadapan dengan petugas keamanan. Menunjukkan sebuah pola terorganisir di balik penyerbuan tersebut.

Masyarakat menanti tindakan konkret dari kepolisian. Penjarahan rumah di kawasan elit, dengan target yang jelas, adalah isu serius. Kepercayaan publik pada keamanan perlu segera dipulihkan.

Semoga kasus ini dapat segera terungkap. Dan para pelaku penjarahan dapat dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan mereka. Demi keadilan dan keamanan di lingkungan masyarakat.

Share This Article