Investor Global Kembali Lirik Saham BBCA Kala Valuasi Menarik

5 Min Read

Para investor besar kembali menunjukkan minat signifikan terhadap saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), terutama setelah harganya mengalami koreksi. Langkah ini terjadi di tengah persepsi bahwa valuasi saham bank swasta terbesar di Indonesia tersebut kini semakin menarik untuk investasi jangka panjang. Pergerakan ini terpantau pada Selasa, 14 Oktober 2025, di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Fenomena ‘kembali rajin menabung saham BBCA’ ini mencuat menyusul penurunan harga yang membuat saham ini mencapai level terendah dalam tiga tahun terakhir. Pada penutupan perdagangan Senin, 13 Oktober 2025, saham BBCA ditutup melemah 1,01% atau 75 poin ke level Rp7.325 per saham. Posisi ini menjadi titik harga terendah sejak 14 Oktober 2022, menandai koreksi yang cukup dalam sepanjang tahun berjalan 2025, di mana BBCA telah merosot 24,28% dari posisi Rp9.675 per saham pada akhir 2024.

Penurunan harga ini disinyalir dipicu oleh beberapa faktor, termasuk pergeseran portofolio dana indeks dan aksi jual oleh investor asing. Kehadiran saham dengan kapitalisasi pasar besar lainnya, seperti BREN, disebut-sebut membuat sebagian dana indeks mengalokasikan kembali investasinya, mengurangi porsi pada BBCA. Pada awal pekan, BBCA bahkan mencatat net sell asing sebesar Rp159,82 miliar, menempatkannya sebagai salah satu saham yang banyak dilepas investor global.

Meskipun demikian, koreksi harga justru dipandang sebagai peluang oleh sebagian besar analis dan investor jangka panjang. Valuasi saham BBCA kini terlihat lebih murah, diperdagangkan dengan rasio Price to Book Value (PBV) 3,45x pada penutupan Senin (13/10). Angka ini menunjukkan potensi keuntungan yang lebih besar jika harga saham kembali pulih.

Analis pasar menilai fundamental BBCA tetap kokoh di tengah gejolak pasar. “Di tengah likuiditas yang mulai membaik, kami mempertahankan peringkat Netral pada sektor ini dengan BBCA sebagai pilihan saham jangka panjang kami karena kami tetap berhati-hati terhadap kualitas aset,” kata riset BRIDanareksa Sekuritas, seperti dilansir Kontan.co.id. Pernyataan ini menegaskan kepercayaan terhadap stabilitas jangka panjang BBCA.

Selain itu, konsensus dari berbagai lembaga riset juga mengindikasikan prospek positif. “Berdasarkan konsensus Bloomberg, sebanyak 33 dari 35 analis yang mengulas saham BBCA memberikan rekomendasi beli dan 2 analis menyarankan hold,” seperti dilaporkan Bisnis.com. Rekomendasi ini mencerminkan keyakinan mayoritas analis terhadap potensi pertumbuhan BBCA ke depan.

Bahkan, analis Maybank Investment Jeffrosenberg Chen dan analis DBS Bank Muhammad Nurkholis telah menetapkan target harga yang ambisius untuk saham BBCA, masing-masing sebesar Rp11.675 dan Rp12.000 per saham. Proyeksi ini jauh di atas harga pasar saat ini, menunjukkan potensi apresiasi yang signifikan bagi investor.

Bagi investor yang ingin kembali menabung saham BBCA, strategi Dollar Cost Averaging (DCA) sangat direkomendasikan. Pendekatan ini melibatkan pembelian saham secara rutin dengan jumlah uang yang sama, terlepas dari fluktuasi harga pasar. Dengan DCA, investor dapat mengurangi risiko timing pasar dan secara bertahap mengakumulasi saham di harga rata-rata yang lebih baik. Riwayat investasi rutin selama sepuluh tahun menunjukkan potensi return hingga 116%, membuktikan efektivitas strategi ini untuk saham seperti BBCA.

Proses menabung saham kini juga semakin mudah dengan ketersediaan berbagai aplikasi investasi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Investor dapat memanfaatkan platform seperti BCA Sekuritas (Best Mobile), Stockbit, Bibit, Indo Premier (IPOT), atau Mirae Asset (M-STOCK). Langkah awal yang krusial adalah membuka Rekening Dana Nasabah (RDN) yang terhubung dengan aplikasi pilihan untuk memfasilitasi transaksi pembelian saham secara berkala.

Kinerja dividen BBCA juga menjadi daya tarik tersendiri bagi investor jangka panjang. Bank ini dikenal rajin membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya, menambah nilai investasi di luar kenaikan harga saham. Investor dapat memantau jadwal dividen dan mempertimbangkan untuk menginvestasikan kembali dividen tersebut untuk mempercepat pertumbuhan portofolio.

Menghadapi fluktuasi jangka pendek, para ahli menyarankan investor untuk tidak panik dan tetap fokus pada fundamental perusahaan yang solid. Kinerja fundamental BBCA yang kokoh, didukung oleh laba yang terus tumbuh, manajemen yang baik, dan pangsa pasar yang besar, menjadi fondasi kuat yang menjadikan saham ini pilihan menarik untuk investasi jangka panjang. Dengan pendekatan disiplin dan pemahaman pasar yang baik, menabung saham BBCA dapat menjadi elemen penting dalam strategi investasi portofolio.

Dengan valuasi yang semakin menarik dan rekomendasi kuat dari para analis, saham BBCA diperkirakan akan tetap menjadi primadona di kalangan investor yang mencari pertumbuhan jangka panjang. Meskipun ada tantangan dari sentimen pasar global dan pergerakan dana indeks, daya tahan fundamental BBCA diharapkan mampu melewati periode koreksi ini dan kembali mencatatkan penguatan signifikan di masa mendatang.

Share This Article