Telkom Spin Off Bisnis Fiber Optik Rp35,78 Triliun Perkuat Strategi Digital

4 Min Read

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mengumumkan telah melakukan pemisahan bersyarat (spin-off) sebagian bisnis dan aset konektivitas serat optik wholesale kepada anak usahanya, PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF). Transaksi strategis ini, yang diteken pada 20 Oktober 2025, mencapai nilai fantastis Rp35.787.258.000.000 atau sekitar Rp35,78 triliun. Langkah ini merupakan bagian krusial dari restrukturisasi korporasi dan transformasi bisnis Telkom yang lebih luas.

Pengumuman resmi yang disampaikan pada Selasa, 21 Oktober 2025, kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelaskan bahwa pemisahan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional, menciptakan nilai tambah, dan mengoptimalkan pemanfaatan aset jaringan serat optik yang dimiliki perseroan. Dengan demikian, Telkom berupaya memperkuat posisinya sebagai penyedia infrastruktur konektivitas utama di Indonesia dan mempercepat agenda digitalisasi nasional.

SVP Corporate Secretary Telkom Indonesia, Jati Widagdo, menjelaskan bahwa aksi korporasi ini tidak hanya berfokus pada efisiensi internal. “Rencana pemisahan ini dimaksudkan agar Perseroan lebih fokus dalam mengembangkan bisnis, menciptakan nilai tambah, meningkatkan efisiensi serta mengoptimalkan pemanfaatan aset jaringan fiber optik,” kata Jati Widagdo, seperti dilansir StockWatch.id. Pernyataan ini menegaskan komitmen Telkom untuk memberikan layanan konektivitas yang andal dan berkualitas di seluruh wilayah Indonesia.

Adapun aset yang dialihkan dalam transaksi ini adalah sebagian bisnis dan aset wholesale fiber connectivity, yang nantinya akan dikelola sepenuhnya oleh PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF). Meskipun terjadi pemisahan aset, Telkom akan tetap menjadi pemegang saham mayoritas di TIF dengan kepemilikan sebesar 99,999%. Hal ini memastikan bahwa tidak ada dampak signifikan yang merugikan terhadap kondisi keuangan konsolidasi perseroan, mengingat TIF adalah anak perusahaan yang terkonsolidasi.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TLKM, Angelo Syailendra, mengungkapkan bahwa persiapan administratif untuk spin-off ini telah dimulai sejak akhir tahun 2023. “Manajemen sudah diberikan sejak Desember, jadi nanti ketika aset ditransfer, kami sudah siap menjalankan operasional secara penuh,” ujar Angelo Syailendra dalam media briefing pada Agustus 2025, seperti dikutip IDNFinancials. Pernyataan ini menunjukkan bahwa proses transisi telah direncanakan dengan matang untuk memastikan kelancaran operasional pasca-pemisahan.

Transaksi material ini telah memenuhi ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 17/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha, serta tergolong sebagai transaksi afiliasi berdasarkan POJK No. 42/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan. Meskipun demikian, manajemen Telkom menegaskan bahwa tidak terdapat benturan kepentingan dalam pelaksanaan transaksi ini, menjaga transparansi dan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.

Spin-off bisnis fiber optik ini berbeda dengan transaksi penggabungan IndiHome ke Telkomsel yang terjadi pada tahun 2023. Pemisahan bisnis wholesale fiber connectivity ini fokus pada segmen infrastruktur, sementara penggabungan IndiHome lebih kepada layanan ritel. Tujuan utamanya adalah untuk menggenjot penetrasi fixed broadband dan mempercepat pemerataan digitalisasi di seluruh Indonesia, mendukung visi Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan.

Melalui strategi ini, Telkom berharap dapat lebih lincah dan responsif dalam menghadapi dinamika pasar telekomunikasi yang terus berkembang pesat. Optimalisasi aset dan fokus bisnis yang lebih tajam diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kinerja perusahaan di masa depan, serta memberikan nilai maksimal bagi para pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan.

Share This Article