Vancouver Whitecaps FC memasuki babak playoff MLS Cup 2025 dengan misi besar: membuktikan keraguan para pengkritik setelah musim reguler yang melampaui ekspektasi. Sebagai satu-satunya tim Kanada yang berlaga, Whitecaps akan memulai perjalanan mereka melawan FC Dallas dalam seri putaran pertama best-of-three. Pertandingan perdana dijadwalkan pada Minggu malam waktu setempat, di mana Whitecaps bertekad melanjutkan momentum positif mereka dan menorehkan sejarah baru dalam kompetisi tertinggi sepak bola Amerika Utara.
Musim ini menjadi bukti nyata kemampuan Whitecaps yang sering diremehkan. Banyak pengamat media pada awal musim reguler MLS 2025 meragukan kemampuan tim ini untuk mencapai babak playoff. Bahkan, beberapa panelis dari situs resmi MLS memprediksi Whitecaps akan gagal lolos, dengan salah satunya memperkirakan mereka akan menempati posisi terbawah di Wilayah Barat. Namun, Whitecaps berhasil menepis semua prediksi tersebut.
Tim yang berbasis di Vancouver ini secara mengejutkan berhasil menyelesaikan musim reguler di posisi kedua Wilayah Barat dan kelima secara keseluruhan di liga. Pencapaian ini merupakan rekor klub dengan 63 poin, 18 kemenangan, dan memimpin liga dengan selisih gol +28. Performa dominan ini juga termasuk keberhasilan memenangkan Kejuaraan Kanada dan mencapai final Concacaf Champions Cup, meskipun harus puas sebagai runner-up.
Kesuksesan Whitecaps tidak terlepas dari peran krusial sang pelatih, Jesper Sørensen, yang saat ini menjadi kandidat Pelatih Terbaik MLS. Manajer asal Denmark ini, yang baru diangkat pada Januari, terbukti menjadi pilihan yang cerdas. Ia berhasil membentuk tim yang solid dan bermental baja, mampu bangkit dari prediksi negatif dan menunjukkan kualitas sejati mereka di lapangan.
Selain itu, kehadiran bintang veteran Thomas Müller juga memberikan dampak instan yang signifikan. Pemain asal Jerman itu, yang bergabung pada bulan Agustus, dengan cepat beradaptasi dan menjadi motor serangan tim. Ia mencetak 7 gol dan menyumbang 3 assist hanya dalam 7 pertandingan. Müller sendiri menyadari sejarah kurang mengesankan klub di MLS, terutama terkait performa di babak playoff.
